Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tenang, Perang Ukraina-Rusia Tidak Akan Berdampak Besar Bagi Perekonomian

Tenang, Perang Ukraina-Rusia Tidak Akan Berdampak Besar Bagi Perekonomian Kredit Foto: Instagram/Russian Army
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Rusia Vladimir Putin telah menginstruksikan untuk melakukan operasi militer di Ukraina. Beberapa hari sebelumnya, Putin mengakui dua wilayah separatis, Donetsk dan Luhansk, sebagai negara merdeka. Tindakan tersebut telah direspon dengan sanksi baru dari negara-negara barat terhadap bank-bank dan elit Rusia.

Pecahnya ketegangan Ukraina dan Rusia tentunya berdampak terhadap kondisi ekonomi dan keuangan global, Lalu seberapa besar dampaknya?

CEO PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen Lilis Setiadi menilai, perang antara Ukraina dan Rusia tidak akan berdampak besar terhadap perekonomian global. Baca Juga: Dahsyatnya Perang Rusia-Ukraina, Harga Emas Meroket Drastis sampai Rp30.000 per Gram!

"Kalau kita lihat dri sisi perekonomian. Ekonomi dia tidak terlalu besar jadi dampaknya minim karena meskipun digabungkan ekonomi mereka tidak besar," ujar Lilis pada acara HSBC Wealth Outlook: Raih Dunia Penuh Peluang di 2022 - The Year of Great Reset yang berlangsung secara virtual di Jakarta, Jumat (25/2/2022).

Kendati demikian, krisis di eropa timur itu akan membuat harga komoditas melambung tinggi. Hal ini lantaran Rusia salah satu produsen minyak terbesar di dunia. "Yang kena dampaknya secara langsung mungkin komuditas mengingat dia produsen oil and gas, hard metal and soft metal. 30% konsumsi gas di eropa itu datangnya dari Rusia. Dan kita sudah lihat berbagai harga komoditas meningkat," pungkasnya.

Sementara di pasar keuangan, kata dia, apapun yang sifatnya sentimen pasti menimbulkan ketidakpastian baru sehingga perang Ukraina-Rusia menyebabkan volatilitas tinggi di pasar keuangan global termasuk Indonesia.

"Dampaknya ke pasar kita, volatilitas tadi karena financial market saling berhubgungan maka dampaknya investor bisa nggak nyaman. Kaya IHSG kemarin yang terkoreksi 2%. Jadi koreksi jangka pendek itu biasa," sebut Lilis.

Namun yang terpenting, tambah Dia, payung besarnya adalah perekonomian tidak akan terganggu terlalu besar dan investor bisa melihat peluang-peluang yang berpotensi mndatangkan imbal hasil.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: