Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Sengaja Terapkan Strategi Zona Abu-Abu di LCS, Bukan Main Peneliti Kuak...

China Sengaja Terapkan Strategi Zona Abu-Abu di LCS, Bukan Main Peneliti Kuak... Kredit Foto: Muhammad Syahrianto
Warta Ekonomi, Jakarta -

China menggunakan taktik zona abu-abu atau grey zone dalam persoalan di Laut China Selatan (LCS). Artinya, Beijing dapat melakukan siasat tanpa menggerakkan kekuatan militer secara langsung. Pendapat ini dikemukakan peneliti senior Lee Kuan Yew School of Public Policy, Evan A. Laksmana.

Taktik itu melibatkan negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). China menyusunnya melalui pembuatan kode perilaku (code of conduct) untuk mengatur negara-negara yang terlibat di LCS.

Baca Juga: Prabowo Disambut Prajurit Bersenjata dan Kopi Arab di Kantor Kemenhan Arab Saudi

"Karena proses negosiasi ini memakan waktu, malah justru digunakan China untuk meningkatkan kapabilitas militernya dan secara pelan-pelan mengambil alih, mengendalikan, dan bahkan membangun aset-aset militer di sekitar LCS," kata Evan, dalam diskusi media secara daring dengan tema, "Meneropong Manuver China di Laut Natura Utara," dikutip Antara, Rabu (9/3/2022).

Dari sisi politik, lanjutnya, China mencari elite-elite politik yang tak terlalu memahami perihal United Nations Convention of Law of the Sea/UNCLOS (Konvensi PBB tentang hukum laut).

Pada gilirannya, seolah-olah para elite politik itu dapat diajak kerja sama dan membahas kepentingan bersama.

"Padahal, sudah jelas tidak ada yang perlu dibahas dalam konteks hak maritim karena China tak punya hak maritim apa pun," ungkap dia.

Meninjau dari sisi hukum internasional, China dinilai perlahan-lahan berusaha mengubah pelbagai norma di dalam UNCLOS dengan menciptakan beragam istilah baru.

Menurut dia, UNCLOS ini sangat sakral. Alasannya, status Indonesia sebagai negara kepulauan berdasarkan konvensi hukum laut tersebut.

"Jadi kita sangat dirugikan kalau UNCLOS pelan-pelan dibubah oleh China," tambahnya.

Terakhir, meninjau dari segi ekonomi, ketergantungan ekonomi terhadap China dianggapmelemahkan posisi Indonesia ketika kepentingan Tanah Air harus berseberangan dengan negeri Tirai Bambu tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: