Indonesia Dinilai Berperan sebagai Mercusuar Penolak Invasi Rusia atas Ukraina
Para pembela Putin mengatakan, Ukraina seharusnya terus menjadi koloni Rusia. Mereka mestinya tidak diberikan kebebasan untuk memutuskan urusan dan kebijakan luar negeri mereka sendiri.
"Imperialisme seperti ini tidak lagi dapat diterima, di dunia yang sekarang ini. Negara-negara harus bebas menentukan urusannya sendiri," ujar Dubes Jenkins.
Ketika Uni Soviet runtuh pada 1991, Ukraina memilih untuk menyetujui deklarasi kemerdekaan mereka, dengan mayoritas 92,3 persen. Setiap provinsi di Ukraina mendukung kemerdekaan.
Mereka yang berargumentasi bahwa Putin mencoba untuk menghalangi NATO dalam berekspansi, telah gagal memahami NATO. Atau mereka secara sengaja telah menyebarkan kesalahan pengertian tentang NATO.
NATO selalu menjadi aliansi yang defensif – beranggotakan negara-negara yang setuju untuk saling membela jika terjadi serangan. NATO tidak menginvasi Ukraina, atau Georgia, atau menempatkan pasukan militer di Moldova dan melawan persetujuan rakyatnya. Tapi Rusia, melakukannya.
NATO tidak menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil. Rusia melakukannya.
Invasi Rusia juga melakukan pelanggaran mengerikan terhadap hukum hak asasi manusia (HAM) dan kejahatan perang.
Secara tidak bertanggung jawab, Rusia menembaki pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dan menyerang rumah-rumah warga sipil.
Serangan yang baru-baru ini dilancarkan ke sebuah rumah sakit anak-anak di Mariupol, adalah sebuah aksi yang sangat kejam, tidak bertanggung jawab dan mengerikan. Hanya sedikit hal yang lebih kejam, dibanding tindakan sengaja menyerang mereka yang rentan dan tak berdaya.
Serangan membabi buta terhadap warga sipil tak berdosa, sama dengan kejahatan perang. Rezim Putin harus bertanggung jawab. Apa yang terjadi selanjutnya sangat penting bagi perdamaian dan keamanan global.
"Berapa lama pun waktu yang dibutuhkan, Inggris tetap yakin bahwa agresi kotor Putin di Ukraina pada akhirnya akan gagal," tegas Dubes Jenkins.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: