Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

CFO PT INTI (Persero): Belajar, Bertumbuh & Berkontribusi

CFO PT INTI (Persero): Belajar, Bertumbuh & Berkontribusi Kredit Foto: PT INTI
Warta Ekonomi, Sumedang -

Tidak ada satupun perusahaan yang luput dari permasalahan keuangan. Entah dipicu karena menumpuknya utang, terlalu banyaknya piutang tak tertagih, terkendala modal, kurangnya internal control, pengelolaan kas yang buruk, margin keuntungan yang sangat tipis, hingga soal angka penjualan yang terus merosot. Permasalahan pun diperburuk dengan datangnya pandemi Covid-19.

Beberapa saat sebelum hadirnya pandemi yang mengubah peradaban dunia dan memporakporandakan ritme hidup, perusahaan pelat merah PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero), atau biasa dikenal dengan nama PT INTI (Persero), telah menikmati pahit getirnya bertahan hidup. Kala itu, sebelum mayoritas perusahaan terpuruk, memangkas jumlah dan gaji karyawannya, PT INTI (Persero) sudah terseok-seok mengalami kepayahan yang luar biasa. Di tengah kondisi kemuskilan itupun, Perseroan sempat hilang arah karena kosongnya posisi leader of finance, akibat berakhirnya masa jabatan Direktur Keuangan di awal tahun 2019.

Alhamdulillah, masa penantian itu berakhir, saat terbit Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-161/MBU/07/2019 tertanggal 24 Juli 2019, PT INTI (Persero) pun akhirnya memiliki Direktur Keuangan yang menerima perusahaan ini beserta seluruh paket problematikanya.

Beliau adalah Tri Hartono Rianto, mantan Direktur Keuangan PT Semen Padang, yang telah bekerja 24 tahun di perusahaan grup persemenan dengan problematika keuangan tidak seberat PT INTI (Persero). Dan saat ini, ayah dua anak yang mengawali karir di PT Semen Gresik (Persero) Tbk dan pernah memegang kendali Direksi di Thang Long Cement Joint Stock Company dan An Phu Cement Joint Stock Company Vietnam itu tetap commit menjalankan mandate yang diberikan Kementerian BUMN untuk membenahi perusahaan telekomunikasi yang telah berdiri sejak 30 Desember 1974 dan pernah sedemikian jaya di masanya.

Berbekal keyakinan terhadap Sang Maha Pencipta, pengalaman di bidang keuangan, dan kemauan yang besar untuk belajar hal-hal baru di industri telekomunikasi dan teknologi informasi, lulusan terbaik jurusan Akuntansi Universitas Surabaya tahun 1994 pun perlahan memperbaiki keadaan. Perseroan yang memiliki fokus bisnis di bidang telekomunikasi dan teknologi informasi inipun mulai menampakkan pertumbuhannya.

Dengan berhasil diperolehnya fasilitas kredit di semester II tahun 2019 menggunakan jaminan paripaso aset lahan Perseroan di Palasari Bandung oleh dua perbankan BUMN, proyek-proyek yang sempat terhenti dapat mulai berjalan kembali. Dilanjutkan dengan restrukturisasi utang bank menjadi 10 tahun dengan bunga ringan, restrukturisasi utang vendor, pemberdayaan mitra usaha sebagai vendor material, dan upaya-upaya cost leadership di seluruh fungsi yang ada, Perseroan mulai mengalami perbaikan kinerja. Tak tanggung-tanggung, di tahun 2019-2020 Tri Hartono juga menerapkan efisiensi untuk dirinya sendiri dengan menggunakan mode transportasi umum, kereta api Bandung-Jakarta-Bandung, serta mode transportasi online selama berdinas di Jakarta, meskipun kemudian pilihan efisiensi mode transportasi tesebut dihentikan karena munculnya pandemic covid-19.

Penerapan kebijakan negative growth pada rekrutmen karyawan berdampak signifikan pada peningkatan Revenue per Employee yang tercatat sebesar Rp 1.371 juta per karyawan pada tahun 2021, meningkat dari pencapaian sebelumnya sebesar Rp 896 juta per karyawan pada tahun 2019.

Selain itu, perbaikan pun terjadi dari aspek Gross Profit Margin yang tercatat sebesar 4% pada tahun 2019, yang kemudian meningkat menjadi 12% pada tahun 2021, yang diikuti dengan penurunan Rugi Bersih tahun 2021 sebesar 74,9% dibandingkan tahun 2019 yang sempat mengalami kontraksi. Hal ini mengindikasikan bahwa Perseroan mulai kembali pada jalurnya di posisi kinerja keuangan yang membaik.

Tentu saja pencapaian ini tak lepas dari soliditas seluruh insan INTI Group, baik jajaran Manajemen dan seluruh karyawan INTI Group, di samping penerapan strategi keuangan yang agile oleh Tri Hartono. Sebagai seseorang yang baru terjun ke dunia industri telekomunikasi dan teknologi informasi, dengan dunia dan lingkungan baru di PT INTI (Persero), membuat pria lulusan cum laude Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) dari Universitas Andalas ini mengandalkan gesture dan prinsip bekerja secara nguwongke sehingga tidak ada kendala dalam berinteraksi dengan keluarga barunya itu. Nguwongke wong merupakan filosofi Jawa yang mengandung pesan nilai luhur untuk memanusiakan manusia dalam bentuk menghormati, menghargai, peduli, dan berempati pada sesama. Kepada karyawan yang jauh lebih tua, Tri Hartono berinteraksi dan berkomunikasi selayaknya seorang anak kepada orang tuanya, dan sebaliknya. Memandang organisasi korporasi selayaknya suatu keluarga besar, membuat Tri Hartono mampu mendengarkan masukan dan kritikan dari seluruh karyawan sehingga mampu menyelesaikan permasalahan dan kendala yang dihadapi.

Dari filosofi itu, peraih gelar Master of Business in Accounting & Finance dari University of Technology Sydney (UTS) melalui program AusAID scholarship di tahun 2002 itupun berprinsip, bahwa jika seseorang menampilkan personal value yang baik, maka orang lain pun akan bereaksi sama. Dengan berperilaku nguwongke wong dalam setiap tindakan dan eksekusi kebijakan, Tri Hartono dapat lebih humanis untuk ‘memanusiakan manusia’, memahami dan berempati dengan semua problematika kompleks yang dialami seluruh karyawan Perseroan, sekaligus memposisikan diri sebagai seseorang yang berada di sisi kapal yang sama.

Kinerja yang membaik itu tak lepas pula dari penerapan Knowledge Management System untuk meningkatkan kompetensi karyawan dengan konsep berbagi pengetahuan, skill, maupun pengalaman dari-oleh-dan-untuk insan INTI Group. Juga penyelenggaraan budaya berinovasi tahunan dalam bentuk Konvensi Inovasi INTI (KII), telah mampu pula mendukung perbaikan kinerja.

Hal tersebut pun diperkuat dengan pelaksanaan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) melalui penerapan budaya 4 Nos yaitu No Bribery, No Kickback, No Gift, dan No Luxurious Hospitality. Selain itu, Perusahaan untuk aktif menjalin kolaborasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam upaya menggiatkan sekaligus mengintegrasikan Whistle Blowing System (WBS), serta mengglorifikasi implementasi budaya AKHLAK, sebagai suatu sarana yang diunggulkan guna mewujudkan tata kelola perusahaan yang bersih dan berintegritas.

Upaya dan kontribusi selama dua setengah tahun terakhir itupun berbuah apresiasi, berupa penghargaan untuk Tri Hartono Rianto yang dinobatkan sebagai Very Good Corporate Financial Performance of Indonesia Most Acclaimed CFO Awards 2022, untuk kategori Technology, Information, and Telecommunication. Apresiasi ini diberikan kepada beliau, yang ternyata juga pemegang gelar profesi ASEAN Chartered Professional Accountant (ASEAN CPA), karena dinilai telah mampu melakukan adaptasi dan inovasi untuk menjaga going concern perusahaan, khususnya dari aspek keuangan, di tengah fluktuasi ekonomi dunia saat pandemi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: