Buka Pintu bagi Pengungsi Ukraina, Inggris Subsidi Rp6,5 Juta per Bulan
Kredit Foto: Unsplash/Chris Lawton
Inggris akan membayar warganya agar membuka rumahnya untuk warga Ukraina yang melarikan diri dari invasi Rusia.
Dengan skema baru bertajuk 'Rumah untuk Ukraina' ini, para pengungsi perang bermukim di Inggris, bahkan meski mereka tak punya ikatan keluarga dengan tuan rumahnya, menurut pemerintah pada Minggu (13/3/2022).
Baca Juga: Kena Sanksi dari Inggris, Aset Oligarki Rusia Roman Abramovich Dibekukan
Dilansir dari Reuters, Inggris akan membayar 350 poundsterling (Rp6,5 juta) per bulan jika mereka dapat menawarkan pengungsi kamar atau properti cadangan untuk jangka waktu minimal 6 bulan.
Menurut Perdana Menteri Boris Johnson, Inggris bertekad membantu memimpin respons global terhadap invasi Rusia. Namun, pemerintahnya telah dihujani kritik lantaran dianggap terlambat dalam menerima pengungsi.
Para legislator dari semua partai politik utama telah menyerang desakan pemerintah agar warga Ukraina mencari visa dan tes biometrik sebelum tiba di Inggris. Mereka menyayangkan pemerintah memprioritaskan birokrasi dibandingkan kesejahteraan warga Ukraina yang melarikan diri dari perang.
Di bawah skema baru, anggota masyarakat, badan amal, bisnis, dan kelompok masyarakat dapat menawarkan akomodasi melalui laman pada akhir pekan depan, menurut pemerintah.
"Inggris berdiri di belakang Ukraina di saat-saat terkelam mereka dan warga Inggris memahami perlunya menyelamatkan sebanyak mungkin orang secepat mungkin. Saya mendesak orang-orang di seluruh negeri untuk berpartisipasi dalam upaya nasional dan menawarkan dukungan kepada teman-teman Ukraina kami. Bersama-sama kita dapat memberikan rumah yang aman bagi mereka yang sangat membutuhkan," kata Menteri Perumahan Michael Gove.
Orang yang menawarkan kamar atau rumah harus menunjukkan bahwa akomodasinya memenuhi standar. Mereka juga harus menjalani pemeriksaan catatan kriminal.
Jumlah pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina bisa meningkat menjadi lebih dari 4 juta jiwa, 2 kali lipat dari perkiraan saat ini sekitar 2 juta jiwa, menurut Badan Pengungsi PBB pekan lalu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto