Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aneh dengan Fenomena 'Crazy Rich' Bermasalah, Begini Pesan Dedi Mulyadi

Aneh dengan Fenomena 'Crazy Rich' Bermasalah, Begini Pesan Dedi Mulyadi Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Fenomena crazy rich yang mendapat kekayaan secara instan di Indonesia kini mulai menimbulkan tanya. Sebab, kini ada dua orang yang tengah menjalani proses hukum karena mendapat harta dari hasil membuat masyarakat menderita.

Dua orang tersebut adalah Indra Kenz Crazy Rich Medan dan Doni Salmanan Crazy Rich Bandung. Keduanya kini ditetapkan tersangka oleh kepolisian karena kasus dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dengan nilai kerugian korban mencapai ratusan miliar rupiah.

Baca Juga: Buntut Penahanan Indra Kenz, KPK Tarik Lagu Ciptaan Sang Influencer

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi mengaku heran dan aneh dengan fenomena tersebut. Bahkan, budayawan Sunda itu menilai kini banyak miliarder instan layaknya seseorang yang mendapat kekayaan dari hasil muja atau pesugihan.

"Di Indonesia itu banyak yang aneh. Sekarang itu banyak orang munjung, muja, ditangkap polisi. Mereka itu anak-anak muda yang tiba-tiba kaya karena muja. Muja pada dunia maya. Dunia maya, dunia digital digunakan untuk kepentingan pribadi. Crazy rich banyak yang muja di dunia maya tumbalnya orang yang berharap kaya," ucap Kang Dedi Mulyadi, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (16/3).

Kang Dedi mengatakan, mereka bergelut dalam sebuah permainan aplikasi digital yang berujung pada penipuan yang merugikan masyarakat. Sebab, tidak ada orang yang menang dalam permainan tersebut.

"Jadi kalau zaman dulu orang muja ke gunung nanti ada yang dikorbankan, orang ditumbalkan katanya dimakan genderuwo, dimakan buta ijo. Nanti yang menumbalkannya jadi kaya. Sekarang itu sama muja, muja pada dunia maya yang dikorbankannya para follower, warganet," ucapnya.

Tidak hanya itu, Dedi juga menyoroti fenomena orang Indonesia yang kerap memandang tinggi dan menyukai kehidupan crazy rich. Bahkan, terkadang banyak pesohor yang juga ikut menjadi bagian dalam mempromosikan kisah perjalanan hidup mereka.

Menurut Dedi, untuk menjadi populer di Indonesia sangatlah mudah. Orang tersebut tinggal terlihat kaya kemudian berhubungan dengan sejumlah orang ternama. "Lalu mereka keluarin sumbangan langsung dipuji. Padahal di balik sumbangan yang dikeluarkan duitnya hasil meres. Meres orang-orang yang punya harapan," katanya.

Untuk itu, kata Dedi, paling utama yang harus diingat adalah kita hidup di dunia nyata bukan dunia maya atau digital sehingga segala sesuatu di dunia nyata membutuhkan proses, tidak ada yang instan. Semua melalui tahapan dan perencanaan yang baik.

"Tida ada yang ujug-ujug. Kalau yang ujung-ujung itu muja namanya," ucap Dedi.

Dalam kesempatan itu, Dedi mengajak masyarakat tidak lagi percaya atau tergiur dengan rayuan para afiliator yang malah akan membuat menderita. Ia berharap masyarakat mewujudkan harapan di dunia nyata dengan bekerja sesuai kemampuan yang dimiliki.

"Ini jadi pembelajaran penting. Mudah-mudahan polisi bisa terus mengusut berbagai pihak yang menjadikan dunia digital sebagai lahan bisnis dengan melakukan penipuan, pemerasan terhadap orang lain. Uangnya (hasil kejahatan) harus cepat dikembalikan pada mereka yang dirugikan, kasihan. Orang punya harapan hanya diberi harapan. Harapannya, harapannya palsu, PHP. Ayo jangan pada munjung, kita kerja keras," ujar Kang Dedi Mulyadi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: