Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

ALDO Terima Fasilitas Pinjaman Berkelanjutan, Dukung Pertumbuhan Ekonomi Sirkular dari HSBC

ALDO Terima Fasilitas Pinjaman Berkelanjutan, Dukung Pertumbuhan Ekonomi Sirkular dari HSBC Kredit Foto: ALDO
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank HSBC Indonesia (“HSBC Indonesia”) hari ini mengumumkan telahmemberikan pinjaman hijau atau Green Loan sebesar Rp 27 miliar kepada PT Eco Paper Indonesia(“ECO”) (anak perusahaan PT Alkindo Naratama Tbk./ALDO), sebuah perusahaan manufaktur yangbergerak di bidang pengolahan dan produksi kertas bekas menjadi berbagai macam kertas coklat(brown paper) yang merupakan bahan baku untuk industri kertas konversi.

Transaksi ini merupakanbentuk komitmen kuat Bank untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan di tanah air.

Baca Juga: Laba ALDO Melonjak 50% Sepanjang Tahun 2021, Bisnis Kertas Berkontribusi 65%

ECO memproduksi kertas daur ulang menggunakan kertas bekas, yang salah satunya dikumpulkan dari pengepul kertas bekas. Fasilitas pinjaman hijau dari HSBC akan digunakan untuk meningkatkan modal kerja ECO dan melipatgandakan kapasitas produksinya menjadi sekitar 22.500 ton kertas daur ulang per bulan.

Peningkatan produktivitas ini diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian para pengepul kertas bekas, sebagai salah satu pemasok kertas bekas.

Kertas daur ulang yang diproduksi oleh ECO memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi sirkular di Indonesia. Oleh karena itu, perusahaan berhasil memperoleh sertifikat Forest Stewardship Council (FSC) dan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK)2 dari PT SGS Indonesia (“SGS”), dan fasilitas pembiayaan dari HSBC yang dikategorikan sebagai pinjaman hijau.

Alhasil, ALDO melakukan strategi pengembangan bisnis untuk memasuki pasar paper bag dan paper boxes ke sektor FMCG, makanan dan minuman (F&B) dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), dengan komitmen tetap pada konsep hijau memanfaatkan bahan mentah hijau, pengolahan dan energi.

Francois de Maricourt, Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia, mengatakan, “Mendukung pertumbuhan ekonomi sirkular Indonesia akan berdampak signifikan untuk membantu negara mencapai Sustainable Development Goals dan memitigasi dampak perubahan iklim. Obligasi, pinjaman, serta sukuk hijau dan berkelanjutan di Indonesia yang semula telah didorong oleh entitas yang berdaulat dan didukung pemerintah hingga saat ini. Sehingga kami berharap dapat melihat lebih banyak perusahaan yang berpartisipasi karena Indonesia terus memajukan climate ambitions dan perusahaan seperti ECO yang sudah melakukannya.”

Forest Stewardship Council (FSC) adalah sebuah organisasi independen, non-governmental, bukan untuk mencari keuntungan organisasi melainkan untuk mempromosikan pengelolaan hutan dunia yang bertanggung jawab.

Sistem Verifikasi Legalitas Kayu/SVLK berfungsi untuk memastikan bahwa produk kayu dan bahan bakunya diperoleh atau berasal dari sumber yang asal dan pengelolaannya memenuhi aspek hukum.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: