Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dunia Dekati Krisis Pangan? Migor di Indonesia Langka kini Gula di Rusia Hilang dari Pasaran

Dunia Dekati Krisis Pangan? Migor di Indonesia Langka kini Gula di Rusia Hilang dari Pasaran Kredit Foto: Reuters/Emmanuel Foudrot
Warta Ekonomi, Moskow -

Beratnya dampak dari sanksi Barat atas invasi terhadap Ukraina mulai terasa di Rusia. Sejumlah bahan pokok tiba-tiba langka di pasaran. Dalam sebuah video yang beredar di dunia maya, terjadi aksi belanja panik di Saratov pada Sabtu (19/3/2022). Warga Rusia terpaksa mengantre panjang untuk membeli gula.

"Ini baru permulaan, Rusia. Lebih banyak sanksi akan datang," tulis akun berita Visegrad 24 di Twitter.

Baca Juga: Targetkan Swasembada Gula 2024, Dua BUMN Ini Lakukan Kolaborasi. Hasilnya...

Pemandangan serupa rupanya juga terjadi di kota lainnya, termasuk ibu kota Moskow. Dilansir dari Daily Mail, seorang warga Moskow bernama Anna merekam keributan di sebuah toko swalayan. Ia mengungkapkan masyarakat berperilaku agresif karena takut melihat rak-rak kosong di tengah krisis ekonomi yang berpotensi semakin parah akibat sanksi Barat.

"Rak-rak kosong. Tak ada garam, tak ada gula, tak ada pasta, tak ada soba, dan hanya ada beras yang harganya mahal. Begitu melihat troli berisi gula, orang-orang langsung menyerbu. Mereka menyerang troli itu dan saling dorong dengan agresif. Mereka meraih sebanyak mungkin untuk diri mereka sendiri, tanpa menyisakan gula untuk yang lain. Saya mengungkapkan kengerian ini untuk mengingatkan agar kita tetap manusiawi," tuturnya.

Di sisi lain, Kremlin telah mendesak warganya agar tidak borong panik dan menimbun. Namun, ada ketidakpercayaan pada jaminan otoritas bahwa persediaan akan mencukupi.

"Tak ada gula selama 3 hari. Saya sudah mencoba berbelanja selama ini. Apakah kita meminta terlalu banyak? Gula hilang, garam hilang, dan rak kosong. Apa ini? Kelangkaan settingan? Orang liar borong panik?" keluh seorang penduduk di Kiselevsk, Siberia.

Sementara itu, di Primorsky Krai, wilayah Timur Jauh negara tersebut, permintaan gula naik 400 persen lantaran otoritas minta diakhirinya borong panik. Beberapa toko bahkan menerapkan penjatahan per orang dalam sekali beli.

"Hilangnya gula di rak toko di sejumlah daerah disebabkan oleh lonjakan permintaan yang didorong oleh organisasi yang tak jujur," dalih Dinas Federal Antimonopoli Rusia (FAS), dilansir dari Rappler.

Pihaknya sedang menyelidiki produsen gula, rantai ritel, dan distributor.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: