Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahas Islam Nusantara, Said Aqil Siradj Singgung Soal Walisongo dan Budaya

Bahas Islam Nusantara, Said Aqil Siradj Singgung Soal Walisongo dan Budaya Kredit Foto: Antara/Basri Marzuki
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nahdlatul Ulama adalah salah satu ormas Islam yang ada di Indonesia. Mengenai pemikiran, seringkali disandingkan dengan istilah “Islam Nusantara”.

Tak jarang Islam Nusantara ini dituding sebagai ajaran baru.

Mengenai hal ini, Eks Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dalam acara International Webinar On Islam Nusantara Paradigm By Islam Nusantara Foundation yang juga disiarkan oleh AKUN Youtube Kang Said Official memberikan penjelasan.

Said pun menegaskan Islam Nusantara bukan ajaran, mazhab, ataupun firqoh baru dalam islam tetapi sebuah tipologi sebagaimana dia jelaskan sebelumnya.

“Jadilah istilah Islam Nusantara. Ini bukan madzab baru, bukan firqoh baru, bukan aliran baru tapi hanya tipilogi Islam kita," lanjut Said.

Baca Juga: Islam Nusantara Dituding Ajaran Baru, Said Aqil Siradj Kasih Penjelasan: Tipologi Islam Kita

Bicara lebih lanjut soal tipologi yang bernama Islam Nusantara ini, Said menjelaskan dengan perumpamaan budaya sebagai infrasturktur agama.

“Apa itu tipelogi yaitu mengharmoniskan antara teologi dan budaya. Kita bangun agama di atas budaya. Budaya kita jadikan infrastruktur agama. Agamanya kuat maka insya Allah tumbuh dengan budaya. Itu yang dibawa dakwah disebarkan oleh para Walisongo," sambungnya. 

Terkait budaya, Said juga memberikan beberapa contoh lainnya yang mana sudah umum ada di Indonesia.

Said menyinggung soal Bedug yang mana pada akhirnya dipakai menjadi media dakwah.

"Bedug itu tadi kan alat musik, oleh para ulama dilestarikan fungsinya dialih manggil waktu salat. Ini jelas kita bukan dari Arab bukan dari Timur Tengah. Ini telah berhasil dalam dakwah Islam," kata Said.

Baca Juga: Harga BBM Naik, Mari Mengenang Momen Megawati dan Anak Buahnya "Nangis Darah" Gegara Hal yang Sama

Bahkan untuk Aqiqah pun Said menyinggung bahwa terdapat perbedaan dalam penyajian yang ada di Indonesia dan Timur Tengah, yang mana menurutnya ini juga bisa menjadi media dakwah yang baru.

"Kalau di Arab atau Timur Tengah daging yang dibagikan adalah daging mentah seperti korban. Ulama kita mengajarkan hal berbeda dengan daging dimak dan dimakan bersama-sama. Artinya dalam acara ini yaitu silaturahim sekaligus memperkenalkan anak atau anggota baru di keluarga kepada saudara, teman, dan tetangga," ungkap Said.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: