Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar Hukum Sebut Jenderal Andika Perkasa bak Mahasiswa Baru, Pasalnya...

Pakar Hukum Sebut Jenderal Andika Perkasa bak Mahasiswa Baru, Pasalnya... Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa (kiri) mengikuti Rapat Kerja dengan DPD di gedung DPD, Jakarta, Selasa (8/2/2022). Rapat kerja tersebut membahas hal-hal terkait pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43/2008 tentang wilayah negara yang meliputi wilayah kedaulatan dan wilayah yurisdiksi NKRI serta pengelolaan batas-batas wilayah RI. | Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pakar Hukum Pidana M Taufiq menilai Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa seperti mahasiswa yang baru memasuki tingkat persiapan.

Pasalnya, Taufiq menilai Jenderal Andika tak membaca Tap MPRS Nomor 25 Tahun 1966 secara utuh dan detail.

Baca Juga: Soal Heboh Keturunan PKI Gabung TNI, Jenderal Andika Disebut Tidak Mau Terjebak, Simak!

"Mereka yang merasa dirinya tentara dan jenderal itu harus belajar banyak. Bukan berarti kalau sudah jenderal itu mereka tahu segalanya," ujarnya dilansir dari kanal YouTube Refly Harun, Senin (4/4).

Taufiq menilai bahwa harus ada rekomendasi dan peringatan dari masyarakat kepada pimpinan TNI terkait pernyataan Jenderal Andika yang mengizinkan keturunan PKI untuk menjadi anggota.

"Kalau bahasa saya itu 'ditaboki'. Orang yang berbicara tak sesuai tugasnya, serta tanpa referensi dan legal standing itu wajib 'ditaboki'," ungkapnya.

Menurut Taufiq, Jenderal Andika hanya mengutip kulit luar Tap MPRS Nomor 25 Tahun 1966. "Namun, dia lupa bahwa pada masa pemerintahan Presiden Habibie telah dikeluarkan UU Nomor 27/1999," tuturnya.

Lebih lanjut, Taufiq bahkan menilai Jenderal Andika karbitan. "Sama saja seperti menteri-menteri yang lain, Andika ini karbitan. Saya melihatnya isu ini tak murni dari Andika," tuturnya.

Taufiq juga menyayangkan Jenderal Andika yang dinilai mengeluarkan kebijakan secara terburu-buru.

"Jenderal lengkap bintang empat seharunya sudah punya banyak referensi. Jangan kelihatannya akhir tahun ini dia mau pensiun, lalu ditargetkan untuk menyampaikan sesuatu sebelum pensiun," paparnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: