Belakangan ini pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat mengkritisi kelangkaan minyak goreng bak jadi bumerang. Pasalnya, banyak kalangan yang justru mengkiritik saran Megawati yang meminta masyarakat untuk tidak ketergantungan pada minyak goreng.
Seperti diketahui, Megawati secara khusus meminta masyarakat untuk mencoba alternatif memasak yang bisa direbus atau dikukus. Bahkan, Megawati melalui partainya sampai menggelar demo memasak tanpa minyak goreng pada Senin (28/3/2022).
Baca Juga: Tolak BLT Migor Era SBY sebab Buat Mental Rakyat Jadi Minta-Minta, Megawati Kok Diam Era Jokowi?
Rupanya cara Megawati mengkritisi kelangkaan minyak goreng tersebut turut ditanggapi oleh Ketua Umum Persatuan Alumni (PA) 212, Slamet Maarif. Melalui unggahan video Saling Sharing, Slamet Maarif memberikan komentar cukup nyelekit soal saran Megawati dalam menanggapi kelangkaan minyak goreng.
"Ketika rakyat banyak yang antre minyak goreng langka, kok kemudian partai wong cilik malah menyarankan memasak dibakar, direbus, atau dikukus, itu tanggapannya gimana," tanya seorang pria.
"Kalau itu harus dimaklum karena yang ngomong itu sudah sepuh. Bentar lagi, Insyaalllah meninggal karena sudah sepuh gitu kan," jawab Slamet Maarif. "Sehingga memang udah nggak makan goreng-gorengan. Lagi menunjukkan siapa dirinya sebenarnya. Kita maklumi ajalah," lanjutnya.
Lantas, Slamet Maarif kemudian menyarankan agar Megawati di usia senjanya untuk segera bertaubat dan rajin beribadah. "Mestinya kalau begitu banyak bertaubat, kita doakan supaya banyak bertaubat kerena udah tua harus sadar diri," jelas Slamet.
Tak hanya itu saja, Slamet Maarif juga menyinggung pernyataan Wakil Presiden Ma'aruf Amin soal makan dua pisang setara dengan makan satu porsi nasi. "Termasuk urusan pisang, yang ngomong kan orang tua juga. Mungkin perpisangannya udah tidak berfungsi atau apa. Wallahu alam hahaha," pungkasnya.
Sebelumnya, Ma'aruf Amin pernah berbicara soal pangan dan menyatakan bahwa makan dua pisang saja sudah cukup tak perlu makan nasi.
"Jadi sebenarnya kalau Bapak atau Ibu makan dua buah pisang, itu artinya sudah cukup mengenyangkan, untuk mengganti satu porsi nasi," kata Ma'ruf dalam keterangannya yang diterbitkan Setwapres, Rabu (20/3).
"Tapi biasanya kita makan nasi iya, juga pisang iya. Itu sudah berlebihan," sambungnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: