Gokil! Laporan Archane Research: Penambangan BTC di Norwegia Murni Gunakan Energi Terbarukan!
Menurut sebuah laporan oleh Arcane Research, penambangan Bitcoin (BTC) di Norwegia 100% gunakan energi terbarukan dan "berkembang," Selasa (05/04).
Bagai sebuah oasis hijau energi terbarukan, Norwegia berkontribusi hampir 1% terhadap tingkat hash global dan hampir seluruhnya didukung oleh tenaga air.
Baca Juga: Waduh! Bitcoin ke-19 Juta Sudah Ditambang, Kini Hanya Tersisa 2 Juta BTC Sebelum Tahun 2140!
Menggunakan data dari Cambridge Bitcoin Electricity Consumption Index dan dengan memetakan fasilitas penambangan, laporan tersebut menyimpulkan bahwa Norwegia berkontribusi 0,77% terhadap total tingkat hash global Bitcoin. Sebagai perbandingan, populasi Norwegia 5 juta telah menyumbang sepersepuluh dari itu atau 0,07% dari populasi global.
Yang terpenting, menurut Direktorat Sumber Daya Air dan Energi Norwegia (NVE), bauran listrik Norwegia 100% terbarukan, dengan 88% hidro dan 10% angin. Itu berarti penambang Bitcoin di Norwegia hanya menggunakan energi "hijau".
"Yang paling penting bagi penambang Bitcoin mengenai bauran listrik Norwegia adalah bahwa itu sepenuhnya terbarukan, dan akan tetap seperti itu."
Jaran Mellerud, seorang analis untuk Arcane Research dan penulis laporan tersebut, mengatakan bahwa akan ada "pertumbuhan besar untuk penambangan di Norwegia Utara, di mana tenaga air yang terdampar berlimpah, memberi penambang akses ke listrik terbarukan yang sangat murah dan 100%,"
"Panas sangat berharga di utara yang dingin, yang memungkinkan untuk menggunakan kembali kelebihan panas dari operasi penambangan, yang selanjutnya dapat menguntungkan industri dan masyarakat," tambahnya.
Baca Juga: Aset Kripto Kian Menggiurkan, Luno Berikan Tips Aman Berinvestasi
Conor Davis, CEO Bluebite, mengatakan, perusahaan Jerman Bluebite telah mengoperasikan pusat data di Arktik Norwegia sejak 2018. Salah satu pusat datanya menambang Bitcoin di daerah yang sebelumnya dikenal sebagai "Neraka Lapland" karena "suasananya yang tidak menyenangkan dan tidak ramah."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: