Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Yang Disepakati NATO Bukan Hal Baru, tapi Dunia Perlu Waspada karena...

Yang Disepakati NATO Bukan Hal Baru, tapi Dunia Perlu Waspada karena... Kredit Foto: Reuters/Yves Herman
Warta Ekonomi, Brussels -

Negara-negara yang tergabung dalam North Atlantic Treaty Organization (NATO) sepakat untuk meningkatkan pasokan senjata ke Ukraina, Kamis (7/4/2022). Pengiriman ini akibat kekhawatiran bahwa Rusia akan meluncurkan serangan besar-besaran di Donbas timur Ukraina.

"Ada pesan yang jelas dari pertemuan hari ini bahwa sekutu harus berbuat lebih banyak, dan siap untuk berbuat lebih banyak, untuk menyediakan lebih banyak peralatan, dan mereka memahami dan menyadari urgensinya," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg setelah memimpin pertemuan para menteri luar negeri di Brussel.

Baca Juga: NATO Bergerak, Rahasia China dan Rusia Bocor, Ternyata Isinya Bikin Kaget

NATO menolak untuk mengirim pasukan atau senjata ke Ukraina serta tidak memberlakukan zona larangan terbang di atasnya untuk menjaga agar kelompok militer trans-Atlantik tidak terseret ke dalam perang. Namun, aliansi ini telah memberikan senjata antipesawat dan antitank ke Ukraina, serta peralatan dan pasokan medis.

Stoltenberg menolak untuk mengatakan negara yang akan meningkatkan pasokan atau jenis peralatan yang mungkin dikirim.

"Yakinlah, sekutu menyediakan berbagai sistem senjata yang berbeda, baik sistem era Soviet tetapi juga peralatan modern," ujarnya.

Beberapa negara NATO yang mengirim senjata memiliki perbedaan pendapat tentang jenis dukungan yang dapat diberikan. Mereka mengatakan, Ukraina seharusnya hanya menerima senjata untuk tujuan pertahanan dan bukan senjata ofensif seperti pesawat perang atau tank.

Namun, Stoltenberg menolak argumen retoris tersebut.

"Ukraina sedang berperang dalam perang defensif, jadi perbedaan antara senjata ofensif dan defensif ini sebenarnya tidak memiliki arti yang sebenarnya," katanya.

Stoltenberg mengatakan telah mendesak sekutu untuk memberikan dukungan lebih lanjut dari berbagai jenis sistem, baik senjata ringan tetapi juga senjata yang lebih berat.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan gambar dan laporan yang keluar dari Bucha dan bagian lain Ukraina telah memperkuat tekad Barat untuk menghukum Rusia. Washington dan sekutu pun sepakat meningkatkan dukungan untuk Kiev.

"Melihat secara menyeluruh saat ini tidak hanya pada apa yang kami sediakan, dan apa yang terus kami berikan, tetapi apakah ada sistem tambahan yang dapat membuat perbedaan," ujar Blinken.

Inggris juga blak-blakan tentang niatnya dalam membantu persenjataan Ukraina.

"Kami telah sepakat untuk meningkatkan dukungan untuk Ukraina dan kami juga mengakui bahwa konflik telah memasuki fase baru dan berbeda dengan serangan Rusia yang lebih terkonsentrasi," kata Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss.

Truss mengatakan, ada dukungan dari berbagai negara untuk memasok peralatan baru dan lebih berat ke Ukraina. Tindakan ini dinilai dapat menanggapi ancaman baru dari Rusia.

"Kami telah sepakat untuk membantu pasukan Ukraina beralih dari peralatan era Soviet ke peralatan standar NATO secara bilateral," kata Trus.

Salah satu kelemahan pengiriman senjata modern adalah bahwa pasukan Ukraina harus belajar cara menggunakannya. Namun, beberapa negara NATO meningkatkan kemungkinan memberikan pelatihan di luar negara yang dilanda perang.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan setelah berbicara dengan rekan-rekan NATO, dia sangat optimis beberapa negara akan meningkatkan pasokan senjata ke negaranya. Hanya saja, dia memperingatkan bahwa senjata itu harus sampai ke Ukraina dengan cepat, karena Rusia akan menyerang lebih luas di timur.

"Entah Anda membantu kami sekarang, dan saya berbicara tentang hari, bukan minggu, atau bantuan Anda akan datang terlambat," kata Kuleba.

Kuleba mengatakan Ukraina membutuhkan dukungan pesawat, rudal berbasis, kendaraan lapis baja, dan sistem pertahanan udara. Dia juga mengkritik beberapa negara Barat karena gagal menjatuhkan sanksi dengan cukup cepat, atau bertindak terlambat, menyoroti poinnya dengan laporan kejahatan perang di kota utara Bucha.

"Berapa banyak warga Buchas yang terkena dampak agar Anda bisa menjatuhkan sanksi? Berapa banyak anak, perempuan, laki-laki, yang harus mati, agar Anda mengerti bahwa Anda tidak bisa membiarkan sanksi melelahkan, karena kami tidak bisa membiarkan kelelahan melawan?" kata Kuleba.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: