Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengenal Big Data, Klaim yang Digembar-gemborkan Luhut Binsar Soal Penundaan Pemilu 2024

Mengenal Big Data, Klaim yang Digembar-gemborkan Luhut Binsar Soal Penundaan Pemilu 2024 Kredit Foto: Instagram/Luhut Binsar Pandjaitan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investai (Menko Marves|), Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim pihaknya memiliki Big Data berkaitan dengan Pemilihan Umum 2024 yang berisi aspirasi publik di media sosial. Big data tersebut diklaim telah memiliki 110 juta rekaman warganet yang meminta pelaksanaan pemilu di tunda.

"Karena begini, kita kan punya big data, saya ingin lihat, kita punya big data, dari big data itu, kira-kira meng-grab 110 juta. Iya, 110 juta, macam-macam, Facebook, segala macam-macam, karena orang-orang main Twitter, kira-kira orang 110 jutalah," kata Luhut.

Baca Juga: Mohon Maaf Opung Luhut, Survei: Mayoritas Publik Tak Percaya Big Data Anda soal Penundaan Pemilu

Big data merupakan sebuah wadah penyimpanan berkapasitas besar atau hingga tidak terbatas, bahkan kemampuan big data untuk mengakomodasi dan memproses berbagai jenis data yang sangat cepat. Sistem Knowledge Management TIK Kemendikbud mengatakan bahwa big data menjadi solusi dalam perkembangan di era digital.

Big data menurut perusahaan International Business Machines Corporartion merupakan kumpulan data dengan beragam jenis dan ukuran. Big data diketahui memiliki peran penting bagi perusahaan atau instansi dalam menjalankan bisnisnya. Big data dapat menghemat biaya dan mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Oleh karena itulah big data sangat penting bagi perusahaan.

Salah satu penggunaan big data yakni adanya DAPODIK atau Data Pokok Pendidikan. Data ini merupakan sistem skala nasional yang terintegrasi sehingga menjadi berkualitas saat dijadikan bagian dari program perencanaan pendidikan nasional.

Baca Juga: Sebut Kiamat Pun Luhut Gak Bakal Buka Big Data, PDIP: Pepesan Kosong, Bullshit!

Big data memiliki karakteristik yang dapat menjelaskan identitasnya. Ketiga karakteristik ini disebut Three V. Three V ini adalah Velocity, Volume, dan Variety. Volume adalah jumlah data yang sangat besar, Velocity adalah frekuensi munculnya data dengan sangat cepat, dan Variety adalah keberagaman yang berbeda.

Big data diketahui telah ada sejak tahun 1960 atau sekitar 1970an. Dunia data baru mulai berfokus pada pengembangan data, sehingga adanya big data sangat berpengaruh dalam perkembangan zaman.

Hingga mulai tahun 2005, orang mulai menyadari betapa banyaknya data yang dihasilkan oleh para pengguna internet sehingga dianggap sangat penting. Luhut Binsar Pandjaitan mengaku memiliki big data tersebut berarti ia memiliki data terkait. Big data yang ia miliki juga berkapasitas tidak terbatas. Itulah pengertian dari big data.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: