Supaya Kondisi 'Adem', Kuncinya Ada di Presiden Jokowi: Berani Nggak Pecat Luhut?
Tensi demo mahasiswa tak pernah surut. Di Beberapa daerah gelombang aksi yang merespons wacana dan kebijakan pemerintah terus berlangsung. Sasarannya sudah mengarah ke Presiden Joko Widodo. Sebagian aksi menyuarakan Presiden Jokowi mundur.
Pengamat Sosial Politik Cinta Negara Indonesia (CNI) Heru Cipto Nugroho meminta Pemerintahan Jokowi melaksanakan tuntutan aksi demo mahasiswa seluruh Indonesia 11 April 2022. Pasalnya, menurut dia, rakyat terlanjur kecewa karena di tengah ketidakpastian ekonomi, justru ada pembantu presiden menyuarakan penundaan pemilu.
Baca Juga: Cap Big Data Pemilu Luhut Hoaks, La Nyalla: Perkara Dia Kena Reshuffle, Itu Bukan Urusan Saya!
"Ada pembantu presiden bukannya bicara solusi perbaikan ekonomi rakyat dan stabilkan harga sembako, malah ngomong penundaan Pemilu. Ini yang bikin rakyat kecewa berat," ungkap Heru CN, di Jakarta, Rabu (13/4) seperti yang dilansir JPNN.
Menurutnya, pemerintah harus mendengarkan tuntutan mahasiswa jika tidak ingin masalah ini berlarut-larut. "Suara mahasiswa itu identik suara rakyat dan tuntutannya juga logis, tidak neko-neko, tinggal pemerintah terima tidak. Kuncinya ada di Presiden Jokowi," kata Heru.
Menurutnya, tuntutan penolakan penundaan Pemilu 2024 dan jabatan presiden 3 periode itu sangat taat konstitusi. Kemudian, menurunkan atau menstabilkan harga sembako termasuk minyak goreng dan tolak rencana kenaikan BBM dan LPG secara bertahap juga wajar.
"Tahun ini rakyat menjerit akibat naiknya harga sembako yang tidak terkendali, apalagi minyak goreng. Ini belum Pertalite dan LPG 3 kg jika naik," tegas Heru CN.
Heru CN juga mendukung tuntutan mahasiswa agar Presiden Jokowi mencopot para pembantunya yamg selama ini sering bicara tentang penundaan pemilu atau perpanjangn jabatan presiden.
"Agar tensi aksi demo mahasiswa menurun paling tidak Presiden Jokowi berani mencopot para pembantunya yang terkesan oleh publik punya visi misi pribadi. Misalnya. Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala BPKM Bahlil, Mendag Lutfi," beber Heru.
Dia menegaskan, presiden memang punya hak prerogratif terkait ada tidaknya penggantian para pembantunya, tetapi rakyat dan mahasiswa juga tidak bodoh. Heru menambahkan mahasiswa punya penilaian yang cerdas, netral, dan tidak tersandera muatan politis.
"Ingat pencitraan serta politik lempar batu sembunyi tangan jelas sekarang terbaca. Jangan lagi bohongi rakyat apalagi mahasiswa," tegas Heru.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: