Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menteri Mahfud Ngaku Didatangi Orang yang Ajukan Proposal ini...

Menteri Mahfud Ngaku Didatangi Orang yang Ajukan Proposal ini... Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Polhukam Mahfud MD mengatakan kalau ia sempat didatangi seorang yang bernama Khozinuddin yang ingin mendialogkan dan mengajukan proposal Khilafah.

Tanggapan Mahfud: bahwa kelompok yang mengajukan sistem Khilafah sebenarnya tak tahu apa yang mereka bicarakan.

"Mereka tak tahu apa yg mereka katakan. Mereka tak tahu bedanya nilai dan sistem. Tapi biarlah mengalir itu sbg aspirasi di negara demokrasi," kata Mahfud di akun Instagramnya.

Dia mengaku sudah berulangkali membeberkan tentang apa itu Khilafah beserta sejarah, konteks dan argumen-argumen tentang dasar ideologi khilafah.

"Sy sdh berkali-kali berdialog ke MUI, NU, Muhammadiyah, kampus2, Pondok Pesantren, ke berbagai TV, dan nulis di media. Tak ada yg bisa menunjukkan ada sistem baku dari Qur'an dan hadits tentang sistem khilafah dalam bernegara. Semua setuju bahwa sistem bernegara setelah Nabi wafat itu hasil ijtihad yg selalu berbeda. Mengapa? Ya, karena memang tidak ada sistem baku. Coba tunjukkan kepada publik dengan runut dan logis secara fikih, kapan dan dimana pernah ada sistem khilafah Islam yang baku? Carilah sejak zaman Abu Bakar sampai sekarang. Antara sistem Abu Bakar dan Umar dan kemudian ke Usman dan seterusnya juga sistemnya selalu beda," katanya.

"Orang-orang ini pun kalau diajak diskusi paling nanti hanya seperti yang lain dan bilang, "oh begitu toh maksudnya". Maka saya sarankan begini saja:

Pertama, datanglah ke Muhammadiyah, NU, MUI, dan ormas2 Islam dan tunjukkan mana sistem bernegara yg baku menurut Islam. Ingat, kita bicara sistem, bukan nilai. Kalau soal nilai, anak Tsanawiyah juga tahu semua.

Kedua, kalau soal aspirasinya ya salurkan ke parpol, DPR/MPR karena kalau mengusulkan perubahan sistem tempatnya ya di institusi-institusi tersebut. Mungkin saja ada parpol Islam yang tertarik. Kan aktivis parpol Islam banyak tahu fikih dan usul fikih.

Ketiga, kalau tak ada parpol Islam yang tertarik (karena tak percaya) ya ikut pemilu sendiri saja. Buat parpol, lalu ikut pemilu. Saya tak ada waktu melayani dialog yg hanya sensasi karena dialog2 terbuka sdh terus saya lakukan. Saya kan sdh selalu dialog terbuka di mana-mana," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: