Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hanya Gara-gara Emosi Sesaat Jokowi, Arief Poyuono Minta 16 Juta Pekerja Siap-siap di PHK

Hanya Gara-gara Emosi Sesaat Jokowi, Arief Poyuono Minta 16 Juta Pekerja Siap-siap di PHK Kredit Foto: Twitter/Arief Poyuono
Warta Ekonomi, Jakarta -

Politikus Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan keputusan stop ekspor yang dilakukan Jokowi lantaran emosi sesaat.

“Jokowi bikin keputusan stop ekspor CPO dan turunannya dengan emosi dan kepancing sama propaganda framing-framing di medsos dan media luar negeri,” ucap Arief mengutip GenPI.co, Kamis (5/5). 

Baca Juga: Arief Poyuono Yakini Kebijakan Larangan Ekspor Tak Cukup Turunkan Harga Minyak Goreng

Dia mengatakan, aturan tersebut muncul karena adanya desakan dari masyarakat soal mahalnya harga minyak goreng.

“Sejumlah media mengatakan, Indonesia ialah produsen sawit terbesar, tetapi harga migor mahal dan langka, padahal itulah hukum pasar global,” bebernya.

Baca Juga: Dirjen Kemendag Jadi Tersangka Izin Ekspor CPO, Arief Poyuono Minta Jokowi Segera Copot Mendag Lutfi

Anak buah Prabowo Subianto itu mengatakan, Jokowi sepertinya tak akan lama akan membuka kran ekspor minyak mentah atau CPO.

“Jadi yang pasti Jokowi tidak akan lama lagi bukan keran ekspor CPO dan turunannya,” katanya.

Dia mengatakan, jika ekspor CPO terus-terusan dihentikan bisa menyebabkan ekonomi Indonesia makin rontok.

“Kalau terus di-stop ekspor CPO dan turunannya, sampai dua bulan saja, maka angka kemiskinan akan naik draktis,” ucapnya.

Baca Juga: Arief Poyuono Blak-blakan Sebut Opung Luhut Tak Pandai Soal Politik Hingga Dibandingkan dengan SBY

Dia pun mengungkapkan dampak lain akibat pemberhentian ekspor tersebut.

“Bakal ada 16 juta pekerja di sektor sawit yang tetap memiliki pekerjaan dan penghasilan di tengah kelesuan ekonomi sepanjang covid-19, siap-siap di-PHK,” bebernya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: