Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Usai Indonesia Undur Diri, Malaysia Langsung Maju Paling Depan buat Isi Kekosongan Ini

Usai Indonesia Undur Diri, Malaysia Langsung Maju Paling Depan buat Isi Kekosongan Ini Kredit Foto: Unsplash/Mkjr
Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

Malaysia pada Jumat (6/5/2022) mengatakan pihaknya berencana untuk memanfaatkan kekurangan minyak nabati global dan "ketegangan politik di Eropa" untuk mendapatkan kembali pangsa pasar setelah pembeli menghindari komoditas tersebut karena masalah lingkungan.

Zuraida Kamaruddin, Menteri Industri dan Komoditas Perkebunan Malaysia, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintah "tidak ingin menyia-nyiakan krisis yang baik".

Baca Juga: Malaysia Kian Gahar ke Dunia, Majelis Umum PBB Sampai Kena Dampaknya!

"Sudah saatnya kita meningkatkan upaya untuk melawan propaganda yang merugikan untuk merusak kredibilitas minyak sawit dan bagi kita untuk menunjukkan banyak manfaat kesehatan yang ditawarkan minyak emas," katanya, dilansir Reuters.

Zuraida mengatakan harga minyak nabati global kemungkinan akan tetap tinggi pada paruh pertama tahun 2022 dan permintaan UE diperkirakan akan meningkat dalam waktu dekat karena terbatasnya pasokan minyak bunga matahari dan kedelai.

Kelompok minyak nabati Uni Eropa FEDIOL pada hari Selasa mengatakan larangan Indonesia tidak menjadi perhatian karena memiliki cadangan minyak sawit selama beberapa minggu.

Ketidakpastian atas pasokan minyak bunga matahari karena invasi Rusia ke Ukraina telah mendorong permintaan minyak sawit dan kedelai saingannya karena importir mencari alternatif, memicu pasar minyak sayur yang panas.

Produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia, kata Zuraida, akan mendapat manfaat dari permintaan yang berubah ini dan akan melakukan "upaya dan kampanye agresif" untuk mengisi kesenjangan pasokan global dalam jangka panjang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: