Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duet Putra Diktator dan Putri Rodrigo Duterte Unggul Jauh dalam Pilpres Filipina

Duet Putra Diktator dan Putri Rodrigo Duterte Unggul Jauh dalam Pilpres Filipina Kredit Foto: Reuters/Eloisa Lopez
Warta Ekonomi, Manila -

Ferdinand Marcos Jr., putra mantan diktator Filipina, memimpin dalam perhitungan suara tidak resmi dalam pemilihan umum (pemilu) presiden, Senin (9/5/2022). Dirinya selangkah lebih dekat membawa dinasti Marcos ke Istana Malacanang, 36 tahun setelah keluarga melarikan diri dari pemberontakan massal.

Associated Press melaporkan, dengan 80% suara yang ditabulasi, Marcos Jr. memiliki 25,9 juta suara, jauh di depan penantang terdekatnya, Wakil Presiden saat ini Leni Robredo, seorang pembela hak asasi manusia, yang memiliki 12,3 juta suara.

Baca Juga: Pesta Demokrasi di Filipina Diwarnai Pertumpahan Darah, 3 Orang Tewas di Tempat

Pemenang pemilu akan menjabat pada 30 Juni untuk masa jabatan tunggal enam tahun sebagai pemimpin negara Asia Tenggara itu. 

Masalah yang lebih menantang untuk Filipina termasuk kemiskinan dan pengangguran yang lebih dalam dan pemberontakan Muslim dan komunis selama beberapa dekade. Presiden berikutnya juga kemungkinan akan mendengar tuntutan untuk menuntut presiden yang akan keluar Rodrigo Duterte atas ribuan pembunuhan selama tindakan keras anti-narkobanya, yang sudah diselidiki oleh Pengadilan Kriminal Internasional.

Putri Duterte, Wali Kota Davao selatan Sara Duterte, adalah pasangan wakil presiden Marcos Jr. dalam aliansi keturunan dua pemimpin otoriter. Kemitraan mereka telah menggabungkan kekuatan suara dari kubu politik utara dan selatan mereka, meningkatkan peluang mereka tetapi menambah kekhawatiran para aktivis hak asasi manusia.

Sara Duterte juga unggul dengan 25,8 juta suara untuk wakil presiden dalam penghitungan tidak resmi dari server Komisi Pemilihan Umum. Presiden dan wakil presiden dipilih secara terpisah di Filipina.

“Sejarah mungkin terulang jika mereka menang,” kata Myles Sanchez, seorang pekerja hak asasi manusia berusia 42 tahun.

“Mungkin akan ada pengulangan darurat militer dan pembunuhan narkoba yang terjadi di bawah orang tua mereka,” tambah Sanchez.

Dalam pernyataan video larut malam, Marcos Jr. tidak mengklaim kemenangan tetapi berterima kasih kepada para pendukungnya karena telah menemaninya dalam “perjalanan yang terkadang sangat sulit ini” dan mendesak mereka untuk tetap waspada sampai penghitungan suara selesai.

"Mari kita awasi pemungutan suara. Jika kami beruntung, saya berharap bantuan Anda tidak akan berkurang, kepercayaan Anda tidak akan berkurang karena kami memiliki banyak hal yang harus dilakukan di masa depan," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: