Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gara-gara Politik Identitas, Anies Diyakini Akan Sulit Dapat Dukungan Parpol dan Pengusaha

Gara-gara Politik Identitas, Anies Diyakini Akan Sulit Dapat Dukungan Parpol dan Pengusaha Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jelang dua tahun Pemilihan Presiden RI, nama Anies Baswedan selalu masuk dalam daftar bursa calon presiden, setidaknya di rengking tiga besar, bersama Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies cukup diperhitungkan. Barisan relawan Mantan Mendikbud itu juga sudah tersebar merata di hampir seluruh wilayah di tanah air. Meskipun hingga hari ini, Anies belum jua menegaskan akan maju bertarung di arena Pilpres 2024.

Pegiat media sosial, Denny Siregar menyebut, Anies bersama barisan pendukungnya sudah mulai lenggak-lenggok menampilkan diri supaya terlihat ‘cantik’.

Baca Juga: Ruhut Tampil Pakai Peci Usai Unggah Meme Anies, Roy Suryo Nyinyir: Jangan Mau Terperdaya Akting...

Sayangnya, bulan Oktober ini akan kehilangan panggung besar karena masa jabatannya sebagai gubernur resmi berakhir.

“Karena itulah tim sukses Anies mulai bermanuver agar Anies tidak dilupakan,” ungkap Denny dalam program Time Line with Denny Siregar yang ditayangkan di kanal YouTube Cokro TV, dikutip pada Jumat (13/5/2022).

Salah satunya mencoba membersihkan nama Anies dari ‘kotornya’ politik identitas di Pilgub DKI 2017 lalu.

“Sebenarnya kata kotor masih terlalu sopan. Saya sih bilang kalau Pilkada DKI 2017 itu adalah pemilu kita yang paling barbar, paling menjijikkan,” tegasnya.

Lebih lanjut tegas Denny, Pilgub DKI 2017 itu adalah awal mula terjadinya perpecahan di negeri ini karena politik identitas.

Perihnya bukan karena Ahok kalah, tapi bagaimana masyarakat terbelah. Nasionalis dan agamis terbelah. Anies memanfaatkan itu untuk memenangkan pertarungan.

Lucunya, sambung Denny, sekarang tiba-tiba ada gerakan untuk mencuci bersih nama Anies Baswedan dari kotornya Pilgub DKI 2017.

“Awalnya mereka menuding polarisasi terjadi oleh mereka yang mempopulerkan kata kadrun. Lalu kisah nenek Hindun dianggap hoaks. Lalu dibilang Anies dalam Pilgub DKI 2017 itu juga korban dan tidak terlibat dalam politik identitas,” urai Denny.

Denny menegaskan upaya-upaya itu dilakukan sejak sekarang untuk mengantarkan Anies ke panggung Pilpres 2024 mendatang.

Ia meyakini Anies akan sulit sekali mendapatkan dukungan baik dari pengusaha maupun partai politik. Karena itu Anies kini tengah sibuk keliling untuk mendapatkan pendukung.

“Apalagi Oktober nanti dia harus turun dari kursi Gubernur. Maka itu dia rajin roadshow untuk mencari nama. Dia harus membersihkan namanya dari politik identitas yang dulu dimainkan oleh pendukungnya,” tukasnya.

“Perlu dicatat, kalau ada nama Anies dalam daftar Capres 2024, saya tidak akan pernah memilih dia dan sudah pasti saya akan melawan orang-orang di belakang dia yang selama ini menunggu kesempatan untuk berkuasa atas nama agama,” pungkas Denny Siregar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: