Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukukan Kinerja Apik di Kuartal-I 2022, Pertumbuhan Kredit BRI Lampaui Perbankan Nasional

Bukukan Kinerja Apik di Kuartal-I 2022, Pertumbuhan Kredit BRI Lampaui Perbankan Nasional Kredit Foto: BRI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI), Sunarso, mengatakan bahwa pertumbuhan kredit BRI di kuartal I-2022 memiliki tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit perbankan nasional dalam periode sama.

"Alhamdullilah, pertumbuhan kredit kita sebesar 7,4% YoY menjadi Rp1.075,9 triliun di kuartal-I 2022. Ini lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan kredit industri perbankan nasional yang sebesar 6,65%," paparnya dalam acara Halal Bihalal Pemimpin Redaksi Bersama CEO, Board of Directors serta SEVP BRI di Jakarta, Jumat (13/5/2022).

Sunarso juga mengungkapkan bahwa penyaluran kredit BRI kepada seluruh segmen UMKM bertumbuh 13,6% yang ditopang oleh segmen mikro, segmen konsumer, dan segmen kecil.

Baca Juga: Tuai Hasil Transformasi, Kinerja BRI Group Cemerlang

"Pertumbuhan penyaluran kredit BRI kepada segmen UMKM itu tumbuh 13,6%. Penopang utamanya ada di segmen mikro yang meningkat 13,6%, segmen konsumer yang naik 4,6%, dan segmen kecil yang tumbuh 8%," ujarnya.

Emiten berkode BBRI ini juga mencatatkan kinerja ciamik dalam menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK). Sampai akhir kuartal-I 2022, BRI telah berhasil menghimpun DPK sebesar Rp1.126,5 triliun DPK atau tumbuh 7,4%. Aset BRI pun tumbuh 9% menjadi Rp1.650 triliun.

Selain itu, beban biaya dana (cost of fund) BRI dengan nilai 1,7% adalah yang terendah sepanjang sejarah berdirinya BRI. Current account saving account (CASA) melonjak dari 58,9% di kuartal-I tahun lalu menjadi 63,6% di kuartal-I 2022 ini. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan simpanan giro menjadi Rp227,6 triliun atau melonjak 30,9%.

Baca Juga: Investor Hengkang Bawa Pulang Cuan Ratusan Miliar Rupiah: Saham BCA, BRI, hingga BNI Paling Parah!

Tidak hanya itu, nilai tabungan naik Rp489,3 triliun atau 10,2%, pendapatan komisi meningkat 12,1% dari Rp4,1 triliun di periode sama tahun lalu menjadi Rp4,6 triliun, laba meroket 78,1% menjadi Rp12,2 triliun, dan loan to deposit ratio (LDR) yang terjaga pada kisaran 80%-87%.

Bos BRI ini pun berbagi cerita kesuksesan yang dibukukan BRI. Hal ini tidak terlepas dari keberhasilan transformasi yang dilakukan oleh bank plat merah ini. Sunarso pun mengatakan bahwa membangun sistem adalah kata kunci.

"Transformasi akan sukses jika 4 hal ini terpenuhi. Pertama, jelas objek yang di-transform. Kedua, ada pemimpin yang menggerakkan [transformasi]. Ketiga, ide-ide transformasi diutarakan dan dilaksanakan oleh seluruh tim. Keempat, transformasi itu harus menjadi mekanisme sistem. Itu yang saya pegang selama saya mentransformasi BRI. Maka, membangun sistem adalah kata kunci. Saya katakan, apa yang mau di-transform obyeknya? Digital dan culture," imbuhnya.

Sunarso kemudian menceritakan mengenai proses transformasi digital yang dilakukan oleh BRI.

"Yang dimaksud digital itu apa? Digital itu ada dua. Pertama, mendigitalkan business process untuk dapat efisiensi. Kedua, membuat business model baru, mendigitalkan business model, yang artinya mengadakan business model yang sebelumnya tidak ada untuk meng-create value baru. Jadi, digitalisasi business process untuk mendapatkan efisiensi, digitalisasi business model untuk meng-create value baru dengan cara yang baru. Itu digital," katanya.

Sunarso pun melanjutkan mengenai transformasi culture yang dilakukan induk holding BUMN Ultra Mikro ini.

Baca Juga: Perkuat Distribusi, CCEP Indonesia Gunakan Corporate Billing Management BRI

"Bagaimana dengan culture? Apanya yang di-transform? Kita harus menuju ke performance-driven culture. Apa itu? Ketika setiap individu di dalam organisasi ini mampu merancang dan merencanakan suksesnya sendiri. Dan itu sudah terbentuk performance-driven culture. Maka tugas perusahaan sebenarnya hanya menyediakan lapangan tempat bertanding, tempat berkompetisi, dalam rangka mengeluarkan potensi terbaik setiap individu. Selain itu, perusahaan perlu menyediakan aturan main dalam kompetisi itu. Ketiga, perusahaan menyediakan scoreboard agar setiap pelaku kompetisi dapat melihat performance mereka. Inilah yang masuk ke dalam performance management system," paparnya.

Ia pun melanjutkan bahwa ketika performance dari masing-masing individu tersebut diketahui, tugas perusahaan selanjutnya adalah menyediakan reward bagi individu yang memiliki performance tinggi, seperti career path, akselerasi karir, ataupun bonus sehingga setiap individu terpacu untuk mengeluarkan potensi terbaiknya. Bos BRI ini pun mengungkapkan bahwa dalam rangka megeluarkan potensi terbaik para individu ini, perusahaan memiliki satu tugas lagi, yaitu mendidik dan mengarahkan para individu dalam koridor proses pembelajaran organisasi yang benar.

Baca Juga: Holding Ultra Mikro Gelar Roadshow Internalisasi Sinergi BRIGADE MADANI

"Maka, peranan corporate university itu menjadi central di dalam learning organization itu," lanjutnya.

Berkat transformasi luar biasa BRI, Sunarso pun optimis laba perseroan dapat mencapai setidak-tidaknya Rp45 triliun. Ia berujar bahwa angka tersebut tidak dihitung berdasarkan nilai kuartal-I 2022 dikali empat.

"Laba kami di kuartal-I 2022 itu Rp12,2 triliun. Jadi, dikalikan empat? Jadi Rp48 triliun. Tidak seperti itu kami menghitung targetnya. Laba kami mungkin Rp40 triliun. Bila meleset ya paling Rp45 triliun," tutupnya.

Penulis: Putu Rusta Adijaya

Laporan: Muhamad Ihsan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: