FPI Naik Pitam Dengar UAS Sempat Dikurung oleh Singapura, Gegara Buzzer Sebarkan Islamophobia Nih!
Front Persaudaraan Islam (FPI) membela penceramah Ustaz Abdul Somad yang secara sepihak dipulangkan dari Singapura saat hendak liburan di negara tersebut. Pedakwah yang akrab dengan sapaan UAS itu sempat diisolasi dalam ruangan 1x2 meter bersama keluarganya selama kurang lebih satu setengah jam.
Ketua FPI, Habib Muhammad Alattas menilai ada kekeliruan pihak imigrasi Negeri Singa dalam profiling Ustadz Alumni Al-Azhar Kairo, Mesir itu. Menurutnya, kekeliruan ini diakibatkan oleh islamophobia yang disuarakan oleh buzzer pro kekuasaan.
"Kami meyakini terdapat kekeliruan dalam profiling oleh otoritas imigrasi Singapura terhadap Ustaz Abdul Somad adalah akibat dari narasi islamophobia yang dibangun oleh bazar pro rezim kekuasaan yang selama ini tidak berhenti memberikan citra negatif palsu terhadap ulama Istiqomah dan intelektual yang kritis terhadap kebijakan penguasa," katanya kepada awak media, Rabu (18/05/2022).
Baca Juga: Curigai Keterlibatan Intelejen Hitam dari Indonesia, PA 212: Kasus UAS Mirip Apa yang Dialami HRS
Oleh sebab itu, karena tingkah laku yang selalu menyudutkan ulama bahkan sudah membuat ustadz sekaliber UAS dipulangkan, Muhammad Alattas meminta agar rezim berhenti menggunakan buzzer. Kata dia, penggunaan buzzer juga dapat memecah belah bangsa.
"Kami menuntut rezim berkuasa untuk tidak lagi berternak buzzer, penebar narasi islamophobia yang merupakan ancaman bagi persatuan bangsa," tuturnya.
Di sisi lain, FPI mendesak agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengambil sikap tegas untuk memberikan pembelaan terhadap UAS.
Ia menekankan, Ustadz Somad adalah penceramah yang sangat dikenal dan mempunyai pengikut yang sangat banyak sehingga dia adalah aset bangsa.
"Kami meminta kepada MUI untuk tidak berdiam diri atas Peristiwa tidak pantas yang dialami Ustadz Abdul Somad, karena beliau adalah aset penting bagi bangsa dan negara," pungkasnya.
Diketahui, Kemendagri Singapura mengungkapkan alasan tidak mengizinkan Abdul Somad masuk ke Singapura karena dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tak dapat diterima oleh multi ras dan multi agama di Singapura.
"Somad (UAS) dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura. Misalnya, Somad ceramah bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi 'syahid'," tulis Kemendagri Singapura.
Selain itu, Pemerintah Singapura juga menganggap Abdul Somad pernah melontarkan pernyataan yang merendahkan agama lain.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: