Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Larangan Dicabut, Warga Zimbabwe Boleh Ajukan Pinjaman ke Bank di Tengah Krisis

Larangan Dicabut, Warga Zimbabwe Boleh Ajukan Pinjaman ke Bank di Tengah Krisis Kredit Foto: AP Photo/Tsvangirayi Mukwazhi
Warta Ekonomi, Harare -

Zimbabwe telah mencabut larangan pinjaman bank. Bank sentral Zimbabwe telah mengumumkan, lebih dari seminggu setelah pemerintah membekukan pinjaman dalam sebuah langkah yang dimaksudkan untuk menghentikan spekulasi terhadap devaluasi mata uang lokal dengan cepat.

Pemerintah mengatakan pada saat itu telah mulai menyelidiki spekulan yang tidak disebutkan namanya untuk mengambil pinjaman bank dolar Zimbabwe untuk membeli mata uang asing di pasar gelap, mendorong nilai mata uang lokal lebih rendah.

Baca Juga: Indonesia Tawari Zimbabwe Alutsista Hingga Kerjasama Obat-Obatan

“Bank ingin memberi tahu publik bahwa penghentian sementara layanan pinjaman oleh bank telah dicabut dengan segera,” kata bank sentral dalam sebuah pernyataan pada Selasa (17/5/2022), dilansir Al Jazeera.

Ia menambahkan bahwa hanya organisasi yang diselidiki karena menyalahgunakan fasilitas pinjaman tidak akan diizinkan untuk meminjam dari bank.

Kelompok bisnis telah memperingatkan bahwa pembekuan pinjaman akan merugikan perdagangan dan memperburuk krisis ekonomi Zimbabwe.

Pekan lalu, Tongaat Hulett dari Afrika Selatan menangguhkan pembayaran di muka kepada petani tebu, dengan mengatakan mereka mengandalkan pinjaman bank untuk mendanai pembayaran.

“Kami mengatakan (pembekuan pinjaman) bersifat sementara. Kami telah menepati janji kami,” kata juru bicara pemerintah Nick Mangwana di Twitter.

Pada 2019, Zimbabwe memperkenalkan kembali mata uangnya, satu dekade setelah meninggalkannya demi mata uang asing, terutama dolar Amerika Serikat. Sejak kembalinya, nilai mata uang lokal telah menurun dari sekitar 2,5 terhadap dolar AS pada 2019 menjadi 285 terhadap dolar di pasar antar bank.

Ini diperdagangkan jauh lebih lemah, hampir 400 terhadap dolar AS di pasar gelap yang berkembang.

Analis mengatakan sudah waktunya bagi pemerintah untuk kembali menggunakan dolar AS.

Pembekuan pinjaman memang memperlambat penurunan dolar Zimbabwe di pasar gelap, meskipun tidak banyak berpengaruh pada tingkat resmi.

Zimbabwe, yang mengalami hiperinflasi 500 miliar persen pada tahun 2008, saat ini mengalami episode inflasi tinggi lainnya, dengan inflasi tahun-ke-tahun naik menjadi 96,4 persen pada April dari 72,7 persen pada Maret, didorong oleh devaluasi mata uangnya yang cepat.

Perekonomian juga telah dipengaruhi oleh efek berkepanjangan dari pandemi COVID-19 dan invasi Rusia ke Ukraina.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: