Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Isi Septic Tank Sampai Penjilat Terlontar, Refly Harun: Said Didu Warga Biasa, Ngabalin Itu…

Isi Septic Tank Sampai Penjilat Terlontar, Refly Harun: Said Didu Warga Biasa, Ngabalin Itu… Kredit Foto: Instagram/Refly Harun
Warta Ekonomi, Jakarta -

“Perang” cuitan di twitter antara Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin dengan Eks Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu memanas.

Keduanya diketahui saling melontarkan sindiran pedas hingga dianggap mulai menyerang ke hal yang tidak substantif.

Diketahui saling sindir diawali dari kritikan Didu soal penanganan kejadian Ustaz Abdul Somad oleh pemerintah Indonesia. Ngabalin pun bereaksi keras dengan membuat cuitan yang mempertanyakan apa bedanya isi kepala Didu dengan isi Septic Tank.

“Apa perbedaan isi kepala said didu dan isi septic tank?.#BelumSiumanBro,” cuit Ngabalin dikutip dari akun twitter pribadinya, dikutip Selasa (24/5/22).

Said Didu pun sempat membalas dengan mengeluarkan cuitan yang menarasikan "penjilat".

Mengenai saling sindir antara Ngabalin dan Said Didu, Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun angkat suara. Refly menyinggung dirinya pernah juga terlibat hal serupa dengan Ngabalin.

Baca Juga: Jokowi Bilang “Ojo Kesusu”, Dugaan Rocky Gerung Nggak Main-main Kali Ini Singgung Mencalonkan Diri

Sebagaimana diketahui, Refly Harun pun beberapa kali jadi sasaran cuitan Ngabalin dengan bahasa yang dia pakai yakni “surat cinta”, karena menyinggung atau melontarkan kritik soal pemerintahan.

“Rupanya mereka saling melontarkan surat cinta, dan saya pun sering dikasih surat cinta dari Ngabalin,” ujar Refly lewat kanal Youtubenya, dikutip (24/5/22).

Saling sindir seperti dua sosok ini menurut Refly tidaklah bagus.

Namun Refly menyoroti latar belakang atau posisi kedua sosok tersebut. Posisi tersebut harus dibedakan karena berkaitan dengan tugasnya masing-masing yang mana Ngabalin adalah representasi dari pihak pemerintahan sedangkan Didu saat ini hanyalah warga biasa.

“Kita harus bedakan antara orang yang mewakili merepresentasikan negara dengan seorang intelektual bebas… Kalau sekarang kita harus pahami, Said Didu bukan siapa-siapa dia tidak bawa gerbong siapapun, sementara Ngabalin adalah aktor negara yang memiliki jabatan, jadi ketika dia mengeluarkan statement dsb, orang bisa memahaminya statement negara,” lanjut Refly.

Baca Juga: Jokowi “Disenggol”, Ngabalin Meledak-ledak Lagi, Refly Harun: Kalau Dia Ya Biasa Saja, Nggak Heran!

Konsekuensi dari posisi yang Ngabalin pegang tersebut lajut Refly perlu dipertanyakan terkait narasi yang selama ini dilontarkan.

“Itu yang harus kita pahami perbedaan antara aktor negara dan aktor civil society,” lanjutnya.

Ngabalin yang merupakan orang pemerintahan yang tentunya digaji oleh Negara punya tugas dan tanggung jawab.

“Ini menuntut tanggung jawab besar sebagai orang yang mengatasnamakan negara dan sebagai orang yang dibayar oleh negara,” tambah Refly.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: