Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Se-Indonesia Ribut Gara-gara UAS Mau Liburan ke Singapura: Untung Pemerintah Masih Waras!

Se-Indonesia Ribut Gara-gara UAS Mau Liburan ke Singapura: Untung Pemerintah Masih Waras! Kredit Foto: Instagram/Eko Kuntadhi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Aktivis media sosial, Eko Kuntadhi, mempertanyakan pentingnya sosok Ustaz Abdul Somad (UAS) hingga persoalan pikniknya ke Singapura jadi urusan negara.

“Gara-gara satu orang mau liburan, mau piknik dan dilarang oleh Singapura seluruh Indonesia ribut. Kan luar biasa. Ini menandakan keanehan berpikir bangsa ini. Emang Somad siapa yang liburannya penting menjadi urusan bangsa? Emang Somad siapa yang liburannya bahkan penting menjadi komentarnya Fadli Zon, komentarnya orang-orang DPR?” ujar “Eko Kuntadhi seperti dikutip FIN dari chanel Youtube CokroTV berjudul: Eko Kuntadhi: KARENA SOMAD, KOK SAYA YANG MAU DITANGKAP? pada Kamis (26/5/2022).

Baca Juga: Faizal Assegaf: Jokowi Itu Kagum Sama UAS, Tapi Pendukungnya Kerdil dan Iri

Eko Kuntadhi menyindir orang-orang yang sibuk mengurus liburan UAS sampai meminta Singapura meminta maaf. Hal ini, lanjutnya, bisa menimbulkan potensi gesekan hubungan antara negara. 

Dikatakan, jika sampai terjadi gesekan dan Pemerintah Singapura marah karena ulah pendukung UAS, maka banyak orang Indonesia yang akan terkena dampak.

“Lu tahu berapa jumlah orang Indonesia yang kerja di Singapura? Banyak. Dan mereka ke Singapura bukan dalam rangka liburan. Mereka ke Singapura dalam rangka kerja menafkahi keluarganya, mencari penghidupan,” tuturnya.

Eko Kuntadhi juga menyinggung Singapura merupakan salah satu negara yang memiliki investasi paling besar di Indonesia dan menyerap banyak tenaga kerja.

“Coba lu bayangin, gara-gara ulah liburan satu orang, ini jadi bermasalah. Untung Pemerintah waras. Nggak mau dong cuma gara-gara satu orang liburan, terus kemudian terganggu semua hubungan bilateral kita,” terang Eko Kuntadhi.

Seperti diketahui UAS dan keluarganya ditolak masuk ke Singapura pada Senin, 16 Mei 2022 lalu. Saat di imigrasi Singapura, UAS mengaku tak mendapat penjelasan alasan dirinya ditolak masuk ke Singapura.

Pemerintah Singapura melalui Kementrian Dalam Negerinya akhirnya buka suara. Kemendagri Singapura menyebut, UAS tiba di Terminal Feri Tanah Merah dari Batam.

Dia tiba pada Senin, 16 Mei lalu bersama enam orang lainnya. Menurut Singapura, UAS dianggap sosok yang kerap menyampaikan ceramah ekstrem terkait agama.

“Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura,” sebut tulis Kemendagri Singapura.

Diketahui, Pemerintah Singapura mengaku mendapat serangkaian ancaman teror usai menolak kedatangan Ustaz Abdul Somad (UAS).

Bahkan, ada ancaman teror yang disebut-sebut bakal menyerupai serangan nine eleven atau 9/11 (insiden serangan bom bunuh diri di menara kembar WTC di New York, Amerika Serikat pada 11 September 2001, Red).

“Ancaman yang menyebutkan serangan 9/11 telah dilakukan terhadap Singapura oleh pendukung seorang, penceramah yang dilarang memasuki Singapura,” ujar Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura, K Shanmuga seperti dikutip FIN dari Youtube channel News Asia (CNA) pada Selasa (24/5/2022).

Ancaman itu disampaikan oleh salah satu akun Instagram. Namun, ancaman itu, lanjut Shanmuga, telah dihapus oleh pengirimnya.

“Pengancam itu menyebut Singapura sebagai negara Islamophobia. Dia meminta pemimpin negara dalam waktu 48 jam meminta maaf kepada umat Islam dan rakyat Indonesia. Dia juga mengancam akan mengusir duta besar Singapura untuk Indonesia dan mengirim pasukan jika tuntutan mereka diabaikan,” imbuhnya.

Pada Senin (16/5/2022) lalu, Ustaz Abdul Somad (UAS) beserta keluarga dan temannya tiba di Terminal Feri Tanah Merah Singapura.

Namun, kedatangan mereka ditolak oleh pihak Imigrasi Singapura. Selanjutnya, UAS dan rombongan dikirim kembali ke Batam.

Kementerian Dalam Negeri Singapura mengatakan, UAS dikenal menyebarkan ajaran ‘ekstremis dan segregasi’ yang tidak dapat diterima masyarakat multiras dan multiagama di Singapura.

Menurutnya, pendukung UAS telah membuat komentar yang meminta Singapura dihancurkan.

Sebelum akhirnya pernyataan itu dihapus oleh otoritas Facebook. “Negara kecil, sangat arogan, hanya dengan satu misil kalian akan hancur,” ujar Shanmugam mengutip komentar ancaman tersebut.

Shanmugam menegaskan ancaman teror kepada Singapura tersebut tidak boleh diabaikan.

“Paralel harus ditarik dengan 9/11. Singapura dipimpin oleh pemimpin non-Islam. Bahwa Singapura harus diserang, kepentingan Singapura harus diserang. Kita tidak akan meremehkan komentar dan ancaman itu,” tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: