Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Ramalan Terkait Putra Ridwan Kamil di Swiss, MUI: Jangan Didengarkan, Haram!

Soal Ramalan Terkait Putra Ridwan Kamil di Swiss, MUI: Jangan Didengarkan, Haram! Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat Rahmat Syafei meminta warga tidak mempercayai ramalan paranormal mengenai nasib anak sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz, yang terseret arus Sungai Aare di Kota Bern, Swiss.

"Kami juga mendengar banyak komentar yang tidak pada tempatnya. Pernyataan paranormal itu jangan didengarkan lah. Paranormal itu di dalam pandangan agama ialah perdukunan. Mengenai mendengarkan peramalan itu sudah dikeluarkan fatwa, haram," tegas Rahmat saat dihubungi melalui telepon dari Kota Bandung, dikutip dari Antara, Minggu (29/5/2022).

Baca Juga: Pantau Langsung Pencarian Eril di Swiss, Ridwan Kamil Ajukan Perpanjangan Cuti dan Mohon Doa

Dia menilai para dukun diberi ruang untuk ber-statement (menyampaikan pernyataan), padahal dalam pandangan agama perdukunan itu tidak boleh.

Rahmat juga mengemukakan semestinya warga menunjukkan empati agar tidak melakukan hal-hal yang justru bisa menambah masalah orang yang sedang mendapat musibah.

"Jangan memperkeruh suasana dengan mengomentari pendapat paranormal, seolah membenarkan," kata dia.

Sementara itu, adik kandung Ridwan Kamil, Elpi Nazmuzaman, tidak mau ambil pusing dengan pernyataan-pernyataan paranormal mengenai keponakannya.

"Kami tidak mau memasuki ke dalam hal kami tidak ketahui syariatnya. Kami hanya mengikuti panduan sesuai keyakinan yang kami miliki yaitu akidah dan ajaran Islam," terang Elpi.

Dia turut berterima kasih terkait perhatian semua pihak atas insiden yang terjadi keponakannya.

Baca Juga: Waduh, Pengamat Sebut Hubungan Megawati, Jokowi dan Puan Maharani Sedang Gak Baik!

"Memang ini adalah ekspresi, rasa kasih sayang dari berbagai pihak. Kami berterima kasih. Bentuk kasih sayang dan simpati orang ini berbeda, sesuai pengalaman, pengetahuan, dan keyakinannya," tutur dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: