Umar pun bercerita, biji kopi tersebut ditanam langsung dari dataran tinggi pegunungan perahu Desa Kalibogor oleh anggota KUB Bangkit Mandiri yang mayoritas merupakan petani kopi.
Kopi ini diolah melalui proses pemetikan buah merah yang kemudian disortir untuk dipilih buah ceri kopi terbaik, diseragamkan kemudian dijemur di bawah sinar matahari untuk proses pengeringannya. Saat proses penjemuran, biji kopi harus di bolak-balik agar kering merata untuk menghindari jamur.
Baca Juga: Dyandra Promosindo Jalin Kemitraan dengan Kopi Songo
"Dari proses ini akan dihasilkan cita rasa kopi yang eksotis dan cenderung memiliki tingkat keasaman yang rendah," imbuhnya.
Selanjutnya, kopi tersebut diolah dengan teknik pengolahan yang berbeda dengan kemasan premium untuk dipasarkan di kedai atau cafe, di antaranya Natural, Honey dan Wine. Kopi Bagor Mas, terutama varian produk excelsa honey dan wine memiliki cita rasa yang unik karena dihasilkan melalui serangkaian proses yang cukup lama.
Proses ini dimulai dengan proses pemetikan buah ceri kopi yang telah berwarna merah, dilanjutkan dengan proses pencucian dan sortasi. Biji kopi hasil sortasi diangin-anginkan agar mengering hingga tidak memiliki kadar air.
Baca Juga: Kinerja Keuangan PLN 2021 Terbaik Sepanjang Sejarah meski Dihantam Pandemi
Selanjutnya, dilakukan fermentasi biji kopi dengan cara memasukkan biji kopi ke dalam plastik selama kurang lebih 1 bulan untuk proses wine dan kemudian dikeringkan. Saat proses pengeringan lapisan mucilage/lendir masih menyerap kelembapan dari udara sehingga membuatnya semakin lengket dan mirip seperti tekstur madu.
"Tujuan dijemur dalam keadaan tersebut adalah agar lapisan mucilage/lendir dapat mengering dan menyerap ke biji kopi," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas