Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cetak Cendekiawan Teladan, Wapres Harap UNWAHA Jadi Episentrum Pendidikan Islam Moderat dan Toleran

Cetak Cendekiawan Teladan, Wapres Harap UNWAHA Jadi Episentrum Pendidikan Islam Moderat dan Toleran Kredit Foto: BPMI Setwapres
Warta Ekonomi, Jombang -

Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia memiliki tantangan besar dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan masyarakatnya yang terdiri dari berbagai etnis, suku, budaya, dan agama. Untuk itu, sebagai perguruan tinggi berbasis keagamaan, Universitas K.H. A. Wahab Hasbullah (UNWAHA) diharapkan dapat menjadi pusat pendidikan Islam yang moderat dan toleran, sehingga mampu melahirkan cendekiawan muslim yang unggul dalam merekatkan persatuan bangsa.

"UNWAHA [harus] turut serta menjadikan Indonesia sebagai episentrum pendidikan Islam yang moderat dan toleran, dengan mencetak insan teladan bagi generasi muslim global, yakni generasi muda yang tidak hanya cakap secara akademis tetapi juga mampu menebarkan toleransi dan berperan aktif dalam kehidupan sosial," tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma'ruf Amin dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/6/2022).

Terlebih, kata Wapres, kemajemukan bangsa Indonesia dewasa ini juga makin diuji dengan timbulnya riak-riak dari aksi segelintir kelompok dengan menyebarkan paham-paham yang dapat merusak tatanan kehidupan bangsa yang berlandaskan Pancasila.

Baca Juga: Hubungi Gubernur Jawa Barat, Wapres Sampaikan Belasungkawa dan Mendoakan Ananda Eril

"Sebagai tempat berkumpulnya intelektual-intelektual Islam, UNWAHA harus mampu mengambil peranan yang lebih besar dalam mengedukasi masyarakat, khususnya umat yang awam ilmu agama dan mudah terpengaruh pada ajakan-ajakan yang mengarah pada rusaknya ikatan kita sebagai bangsa dalam kerangka NKRI," pesannya.

Wapres pun mengungkapkan, masih ada pihak-pihak yang mencoba mempertentangkan antara Islam kaffah (menyeluruh) dengan kebangsaan. Menurutnya, ada pihak yang lebih menekankan penerapan ajaran Islam secara kaffah sehingga menolak kebangsaan, dan sebaliknya ada juga pihak yang lebih menekankan kebangsaan sehingga menolak ajaran Islam.  

“Saya kira sesuai dengan ajaran para ulama, termasuk K.H. Abdul Wahab Hasbullah, bahwasanya muslim kaffah tidak harus kehilangan kebangsaan. Dan orang yang berpegang pada kebangsaan tidak berarti tidak boleh menjadi muslim kaffah,” tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: