Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nukila Evanty: Persoalan Bisnis dan Lingkungan Hidup, Lewat Pendekatan Kolaborasi

Nukila Evanty: Persoalan Bisnis dan Lingkungan Hidup, Lewat Pendekatan Kolaborasi Nukila Evanty | Kredit Foto: Nukila Evanty

Jadi sebenarnya siapa yang berperan besar dalam mengatasi isu lingkungan saat ini?

Bukan hanya tanggung jawab atau peran pemerintah saja tetapi perlu diperkenalkan sustainability through partnerships/collaboration (keberlanjutan lewat kemitraan dan kolaborasi).

Bidang menjaga dan melindungi  lingkungan bisa dilakukan oleh bisnis, entitas bisnis, asosiasi bisnis didukung kolaborasi dengan lembaga masyarakat sipil, pengajar dan mahasiswa di universitas, guru dan murid-murid di sekolah, media, lembaga intergovernmental, bahkan partisipasi komunitas masyarakat yang paling kurang akses, masih marjinal kelompok rentan dan masyarakat adat. Semua harus terlibat (no one leaving behind).

Baca Juga: Makin Strategis Di Tengah Climate Change, Gobel Ajak Qatar Investasi Pertanian Di Indonesia

Sebagai contoh, jika bisnis/perusahaan berencana membuka lahan pertanian sehingga akan menggunakan tanah masyarakat di suatu kampung, maka  penting dipastikan adanya sistem agar pebisnis terlebih dahulu benar-benar mendapatkan consent (persetujuan) sebelumnya dari masyarakat adat atau masyarakat sekitar  di kampung tersebut dan mengadakan konsultasi yang partisipatif.

Proses-proses tersebut perlu kiranya diawasi oleh pemerintah daerah dan aparatur setempat. Pebisnis juga harus menjelaskan secara transparan manfaat bisnis mereka bagi kesejahteraan masyarakat. Pebisnis sendiri akan rugi kalau dikemudian hari terjadi konflik dengan masyarakat sekitar karena menghambat operasional dan biaya yang dikeluarkan  perusahaan begitu besar. 

Bagaimana cara yang bisa dilakukan untuk memulai kolaborasi misalnya antara pebisnis atau perusahaan yang ingin memulai bisnisnya disatu wilayah?

Perusahaan atau pebisnis memastikan untuk memulai pendekatan dengan menciptakan platform dialog antara pebisnis dengan organisasi masyarakat sipil setempat & komunitas lokal termasuk masyarakar adat.

Baca Juga: Guna Keselamatan Transportasi, Kemenhub Dorong BMKG Tingkatkan Akurasi Informasi Iklim dan Cuaca

Selanjutnya membangun platform untuk berkoordinasi dan berkonsultasi dengan masyarakat adat/komunitas lokal, organisasi masyarakat sipil, pemerintah desa, pemerintah daerah yang bisa membahas secara tematik bahasan mengenai informasi setiap tahapan proses pembangunan, dampak dan manfaat bisnis tersebut, kompensasi diberikan jika terjadi kerugian, peran pebisnis, dan perusahaan dijelaskan secara transparan dan bertanggung jawab.

Bisnis yang baik adalah bisnis yang berkelanjutan yang menjaga lingkungan untuk generasi selanjutnya sekaligus menyejahterakan masyarakatnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: