Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bau Peluang Koalisi NasDem dan PKS Pekat, Apalagi Setelah Usung Anies Baswedan Jadi Bakal Capres

Bau Peluang Koalisi NasDem dan PKS Pekat, Apalagi Setelah Usung Anies Baswedan Jadi Bakal Capres Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan

Berdasarkan hasil pemilihan umum (Pemilu) 2019, Partai Nasdem meraup suara sebanyak 9,05 persen. Angka tersebut belum memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen sehingga Nasdem harus berkoalisi dengan partai lain jika ingin mengusung pasangan capres-cawapres.

"Pak Surya (Paloh) mengatakan, boarding pass saja kami belum mempunyai, baru separuh tiket. Nah separuh tiket ini yang akan menjadi modal dasar dalam berkomunikasi membangun koalisi dengan partai-partai lain," ujar Sekretaris Steering Committee (SC) Rakernas Partai Nasdem, Willy Aditya di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (17/6/2022) malam.

Baca Juga: Peringatan Buat Kader PDIP, Omongan Megawati Menggelegar, Gak Mau Patuh dan Tunduk, Keluar!

 Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, ditetapkannya tiga kandidat capres pilihan Partai Nasdem yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa merepresentasikan tiga basis kekuatan politik di Indonesia. Menurutnya, tiga basis kekuatan politik itu ialah segmen Islam, nasionalis, dan militer.

"Tiga kekuatan itu merupakan tiga basis kekuatan yang menjadi penyangga utama politik Indonesia sejak era kemerdekaan. Artinya, peluang kepemimpinan nasional ke depan memang tidak akan lepas dari tiga elemen tersebut," ujar Khoirul dalam keterangan tertulisnya kepada Republika, Jumat (17/6/2022).

Dia memaparkan tantangan untuk memastikan masing-masing mendapatkan tiket Pilpres 2024. Menurut dia, Anies masih punya PR besar untuk meyakinkan soliditas pendukungnya di internal Nasdem.

Khususnya, publik akan menguji seberapa kompetitif level elektabilitas Anies setelah tidak menjadi gubernur DKI Jakarta di Oktober 2022 ini. Sementara itu, Ganjar sendiri juga masih membutuhkan kepastian restu politik Megawati Soekarnoputri di tengah keroposnya dukungan elite PDIP kepada Ganjar.

Baca Juga: Tepat Dihari Ulang Tahun Jokowi, Mahasiswa Beri Ucapan Menohok: Selamat Cepat Mundur!

Khoirul menuturkan, Nasdem sendiri harus bisa mengatur langkah komunikasi politiknya agar tidak dituding sebagai partai pembajak kader dari partai lain. Jika kesalahpahaman itu tidak terkelola, maka bisa mengganggu hubungan Nasdem dan PDIP ke depan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: