Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Malaysia Mau Klaim Riau, Mahathir Mohamad Dicaci Publik Indonesia: Pak Tua, Jangan Macam-macam

Malaysia Mau Klaim Riau, Mahathir Mohamad Dicaci Publik Indonesia: Pak Tua, Jangan Macam-macam Kredit Foto: Reuters/Lim Huey Teng
Warta Ekonomi, Jakarta -

Publik Indonesia dibuat berang dengan pernyataan dari mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad terkait Kepulaun Riau yang dianggapnya bagian dari Malaysia.

Sebelumnya, Mahatir mengatakan bahwa Singapura pernah dimiliki oleh Johor dan negara bagian Johor harus menuntut agar Singapura dikembalikan ke sana dan ke Malaysia.

Baca Juga: Mahathir Mohamad: Malaysia Harus Mengklaim Singapura dan Kepulauan Riau

"Kami menunjukkan apresiasi kami kepada kepemimpinan negara baru bernama Singapura ini," kata Mahathir seperti dikutip dari laporan Straits Times.

Tidak itu saja, dalam pidatonya Mahatir juga mengeluarkan pernyataan provokatif soal pulau Sipadan dan Ligitan.

“Seharusnya kita tidak hanya menuntut agar Pedra Branca, atau Pulau Batu Puteh, dikembalikan kepada kita, kita juga harus menuntut Singapura dan Kepulauan Riau, karena mereka adalah Tanah Melayu,” ucap Mahatir.

Pernyataan Mahatir ini ia sampaikan di sebuah acara di Selangor, Malaysia yang diselenggarakan beberapa organisasi non-pemerintah di bawah bendera Kongres Survival Melayu.

Akibat dari ucapan yang kontroversial tersebut, akun Instagram Mahatir Muhammad @chedetofficial langsung digeruduk netizen Indonesia.

Publik Indonesia pun tanpa ragu mengeluarkan caci maki di kolom komentar akun Mahatir.

"Riau is malaysia? are u kidding me?" tulis akun @sum***

"Jangan macam" kau sama Indonesia," tambah akun lainnya.

"Singapura & kep.Riau mau diklaim ya pak? Ya kan pak? Negara anda mau kek Ukraine pak?" unggah akun @mrc***

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: