Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Salahkan' Daerah Penyangga, Anies Baswedan Lagi Cari Kambing Hitam

'Salahkan' Daerah Penyangga, Anies Baswedan Lagi Cari Kambing Hitam Kredit Foto: Andi Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menuding penyebab polusi udara karena aktivitas industri di daerah penyangga. Menanggapi hal tersebut, Politisi PSI Mohamad Guntur Romli menyebut jika Anies sedang mencari kambing hitam.

"Gubernur Terbodoh versi pencarian google Anies Baswedan ini sedang cari kambing hitam," ucap Guntur dilansir fajar.co.id, Jumat (24/6/2022).

Baca Juga: Terkait Peluang Anies Baswedan di Pilpres 2024, Hasan Nasbi Mengaku Telah Taruhan Alphard

Ia pun menyebut Anies Baswedan kerap menuding wilayah lain terkait banjir yang kerap melanda Jakarta. "Nuding-nuding ke wilayah lain, soal banjir juga. Padahal Gubernur Terbodoh ini gak kerja apa-apa," pungkasnya.

Sebelumnya, menanggapi tudingan Anies, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar juga memberi jawaban pedas. Dia mempertanyakan sumber data dan kajian yang membuat Anies yakin polusi udara berasal dari daerah penyangga.

Bupati Tangerang pun mengatakan harus ada kajian untuk mengetahui penyebab buruknya indeks kualitas udara di Jakarta. Agar, bisa diketahui secara pasti indikator meningkatnya polusi udara disebabkan oleh aktivitas transportasi atau industri. Jadi jangan asal tuding.

"Sebenarnya polusi udara tuh ini perlu ada kajian lagi yah, ini indikatornya dari transportasi atau dari daerah industri," kata Zaki kepada wartawan, Kamis (23/6/2022).

Jika memang daerah penyangga seperti Kabupaten Tangerang disebut sebagai sumber polusi udara di DKI Jakarta, dia pun mengajak Gubernur Anies Baswedan untuk duduk bersama guna memecahkan persoalan tersebut. "Kalo disebut daerah penyangga, mari kita duduk bersama, kita pecahkan," ucapnya.

Selain itu, kata dia, mesin-mesin indikator polusi udara yang terpasang di titik-titik di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya juga perlu dipertanyakan keakuratannya. Apakah mesin-mesin indikator yang sudah terpasang tersebut dipelihara dengan baik sehingga hasil pengukuran indeks kualitas udaranya bisa dipercaya.

Sebab, menurutnya, dari aplikasi indikator polusi udara yang terpasang di ponselnya sumber polusi udara bukan hanya karena kegiatan industri, tetapi juga karena aktivitas transportasi. "Terutama di waktu pagi hari dan sore hari, ketika kendaraan bermotor berlalu lalang di jalanan, dalam kondisi macet biasanya di titik-titik macet akan terjadi peningkatan polusi udara yang signifikan," tuturnya.

Pun untuk memperbaiki kualitas udara di wilayahnya, Zaki mengatakan, pihaknya akan membangun ruang terbuka hijau (RTH) di tempat-tempat atau fasilitas masyarakat yang memang perlu ada penghijauan.

"Tapi memang kita juga perlu tahu dulu ini indikatornya dari mana supaya pemerintah daerah sebagai pengambil kebijakan tahu sumber polusi udara ini dari mana, apakah karena aktivitas transportasi atau dari industri," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: