Saat di Indonesia, 3 Menteri Luar Negeri Asing Mungkin Memperburuk Situasi di Ukraina karena...
Para menteri luar negeri dari negara-negara terbesar di dunia ingin membahas perang Rusia di Ukraina dan dampaknya terhadap energi global dan ketahanan pangan ketika mereka bertemu di Indonesia minggu ini. Namun alih-alih memberikan persatuan, pembicaraan itu mungkin memperburuk perpecahan yang ada atas konflik Ukraina.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi akan menghadiri pertemuan Kelompok 20 di resor Indonesia Bali, yang akan mengatur panggung untuk pertemuan puncak para pemimpin G20 pada saat yang sama. tempat pada bulan November.
Baca Juga: Pentagon Simpan Senjata Rahasia untuk Militer Amerika, NASA: Bukan Pertama Kali
Ini akan menandai pertama kalinya Blinken dan Lavrov berada di ruangan yang sama, apalagi di kota yang sama, sejak Januari.
Tidak ada indikasi keduanya akan bertemu secara terpisah, tetapi bahkan tanpa pertemuan satu lawan satu dengan Lavrov, Blinken dapat menemukan dirinya dalam beberapa diskusi yang sulit.
Departemen Luar Negeri mengumumkan Selasa bahwa Blinken akan mengadakan pembicaraan terpisah dengan Wang pada saat hubungan AS-China yang sudah sangat tegang telah diperburuk oleh hubungan persahabatan Beijing dengan Moskow.
Dan, tidak seperti dalam pertemuan tingkat pemimpin baru-baru ini dengan mitra NATO dan mitra lain yang berpikiran sama, Blinken akan mendapati dirinya berada di antara diplomat dari negara-negara yang waspada terhadap pendekatan AS ke Ukraina dan khawatir tentang dampaknya terhadap mereka.
Para pejabat AS mengatakan bahwa selain Wang, Blinken akan melakukan pembicaraan bilateral di Bali dengan rekan-rekan dari negara-negara yang belum pernah berhadapan langsung dengan Barat mengenai invasi Rusia, terutama India, yang telah meningkatkan pembelian minyak Rusia bahkan ketika AS dan Eropa telah mencoba untuk menghentikan aliran pendapatan itu untuk Moskow.
Dalam mengumumkan bahwa Blinken akan bertemu dengan Wang di Bali, Departemen Luar Negeri tidak banyak berkomentar tentang kemungkinan dia bertemu dengan Lavrov, yang dijauhi AS sejak invasi Ukraina pada Februari.
Departemen itu mengatakan tidak akan ada pertemuan formal antara Blinken dan Lavrov, yang oleh para pejabat AS dianggap kurang serius sebelum, selama dan setelah invasi ke Ukraina.
"Kami ingin melihat Rusia serius dalam diplomasi," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.
“Itu belum kita lihat. Kami ingin agar Rusia memberi kami alasan untuk bertemu secara bilateral dengan mereka, dengan Menteri Luar Negeri Lavrov, tetapi satu-satunya hal yang kami lihat berasal dari Moskow adalah lebih banyak kebrutalan dan agresi terhadap rakyat dan negara Ukraina.”
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: