Pentagon Simpan Senjata Rahasia untuk Militer Amerika, NASA: Bukan Pertama Kali
Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) Amerika Serikat menerbangkan balon udara stratosfer berisi helium sejak 1950-an. Angkatan Darat AS dalam beberapa tahun terakhir telah bereksperimen dengan sistem ini di ketinggian yang lebih rendah.
Sektor swasta juga berinvestasi di pasar balon. Alphabet menyebarkan balon pada tahun 2017 untuk menyediakan komunikasi seluler di Puerto Rico setelah Badai Maria.
Pada pertengahan 2010-an, dikutip laman Politico, Angkatan Darat berinvestasi dalam program balon mata-mata yang akhirnya dibatalkan pada tahun 2017. Upaya ini dikenal sebagai Joint Land Attack Cruise Missile Elevated Netted Sensor System, atau JLENS.
Balon udara itu ditambatkan, tidak seperti balon ketinggian, dan dirancang untuk melacak kapal, kendaraan darat, drone, dan rudal jelajah. Balon yang digunakan Pentagon (DoD) sekarang lebih kecil, lebih ringan dan bisa terbang jauh lebih tinggi daripada balon mata-mata.
Mulai tahun 2015, Angkatan Darat melakukan latihan tiga tahun untuk menentukan apakah akan tetap membeli balon udara JLENS dari Raytheon. Namun balon udara itu terlepas dari stasiun tambatnya di dekat Baltimore, terbang selama tiga jam dan akhirnya mendarat di dekat Moreland Township, Penn.
Angkatan Darat memutuskan untuk membatalkan program tersebut. JLENS menelan biaya hampir 2 miliar dolar AS untuk dikembangkan dan dirancang untuk digunakan di Komando Pusat AS.
“Jika kita bisa tumbuh dewasa dan melupakan acara JLENS, masa depan bisa cerah untuk balon udara, balon, dan aerostat,” kata Tom Karako, rekan senior untuk Program Keamanan Internasional dan direktur Proyek Pertahanan Rudal di Pusat Studi Strategis dan Internasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: