Pengunduran diri Boris Johnson sebagai Perdana Menteri (PM) Inggris, Kamis (7/7) disambut gembira dan ejekan di Rusia. Sementara para pejabat Ukraina sedih atas pengunduran diri sekutu utama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Banyak hal yang telah dilakukan Johnson dalam mendukung Ukraina melawan Rusia. Johnson menjadikan Inggris sebagai salah satu pendukung Ukraina terbesar di Barat, mengirimkan senjata di tahap awal perang, menjatuhkan beberapa sanksi paling berat dalam sejarah modern terhadap Rusia dan mendesak Ukraina untuk mengalahkan angkatan bersenjata Rusia yang besar.
Besarnya dukungan Johnson terhadap Ukraina membuat ia disebut di Kiev sebagai "Borys Johnsoniuk". Dia terkadang mengakhiri pidatonya dengan "Slava Ukraini" yang berarti "kemuliaan bagi Ukraina".
Johnson juga merupakan pemimpin pertama negara G7 yang mengunjungi Kiev pada April lalu, muncul sebagai sosok yang sangat dicintai di Ukraina. Tetapi posisinya membuat Moskow menggambarkannya sebagai "pemimpin anti Rusia paling aktif".
Sebelum Rusia menginvasi Ukraina, Johnson berulang kali mengkritik Putin menyebutnya sebagai kepala Kremlin yang kejam dan mungkin tidak rasional yang membahayakan dunia dengan ambisinya yang gila.
Kabar pengunduran diri Johnson membuat Moskow buka suara. “Dia tidak menyukai kita. Kami juga tidak menyukainya," kata juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: