Kumpul Para Menlu G20 Gak Bermakna, Banyak Insiden dan Cuma Seremonial yang Nihil Hasil
Oleh: Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik
Pertemuan menteri luar negeri atau Foreign Ministers' Meeting (FFM) G20 di Bali selesai diselenggarakan oleh Indonesia. Acara yang berlangsung pada Kamis dan Jumat (7-8/7/2022) diisi oleh sejumlah pertemuan bilateral dan forum inti dengan topik penguatan multirateralisme di tengah invasi Rusia ke Ukraina, serta dampak globalnya.
FFM G20 menelan anggaran besar namun dapat dikatakan tidak menghasilkan keputusan penting. Sangat tepat bila dikatakan hanya sebagai seremonial belaka karena tanpa menghasilkan sesuati yang berarti.
Baca Juga: Jumpa Para Menlu G20 Geger, Menlu Rusia Dinilai Gak Tahu Adat, Ternyata Ini Penyebabnya
Pada pertemuan itu, banyak insiden yang justru membuat pertemuan menteri menteri luar negeri ini tidak berjalan efektif.
Menteri Luar Negeri Inggris Elizabeth Truss absen dalam FMM G20 Bali, Jumat (8/7/2022). Truss pulang ke London lebih cepat setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan pengunduran diri Kamis (7/7/2022).
Delegasi Inggris dipimpin oleh Tim Barrow, Wakil Sekretaris Permanen Kedua dan Direktur Politik Kantor Persemakmuran dan Pembangunan Luar Negeri Inggris. Kedutaan Inggris di Jakarta mengkonfirmasi Truss terbang dari Bali ke London pada Jumat (8/7/2022) pagi sebelum forum dimulai.
Negara-negara anggota G7 tidak hadir dalam resepsi makan malam di Ayana Resort and Spa Bali, pada Kamis (7/7/2022), menjelang pertemuan para menteri luar negeri anggota G20. Dalam kegiatan informal itu, delegasi dari negara anggota G7 merasa tidak nyaman karena ada kehadiran Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
"Pada saat kami bicara bahwa kami berusaha menciptakan situasi yang comfortable bagi semua, pada saat itu negara-negara G7 menyatakan tidak dapat hadir di dalam resepsi informal yang opsional tersebut, mereka semua (mengatakan) pada kami," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat ditanya media soal itu di Hotel Mulia, Bali, Kamis (7/7/2022) malam.
Ketidaknyamanan delegasi menteri luar negeri ini harusnya dapat dicarikan solusi terbaiknya karena pertemuan ini sebetulnya adalah upaya meredakan ketegangan yang ada di kawasan bukan justru menciptakan ketegangan baru karena forum ini.
Seorang wartawan ZDF, televisi layanan publik Jerman berbasis di Mainz, Rhineland-Palatinate, meneriaki Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov saat menghadiri FMM G20.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: