Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Padahal Terus Merusuh, China Malah Ngaku-ngaku Tetangga Baik untuk ASEAN

Padahal Terus Merusuh, China Malah Ngaku-ngaku Tetangga Baik untuk ASEAN Kredit Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Warta Ekonomi, Beijing -

Banyak negara ASEAN merasa kedaulatan teritorialnya telah dilanggar karena klaim China di Laut China Selatan (LCS) yang memicu konflik.

Teranyar, Beijing secara sepihak melarang aktivitas penangkapan ikan di perairan yang masuk zona ekonomi ekslusif (ZEE) Filipina. 

Baca Juga: Tewasnya Shinzo Abe Bikin Xi Jinping Ungkap Hal-hal yang Dilakukan Jepang ke China

Manila yang marah langsung membatalkan proses pembicaraan dengan China mengenai eksplorasi energi bersama di LCS.

Meski begitu, saat berbicara di depan perwakilan negara-negara ASEAN, Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi dengan santainya mengumbar klaim bahwa pemerintahnya selalu menjunjung tinggi konsep hidup berdampingan secara damai.

“Kita harus selalu menjunjung tinggi konsep hidup berdampingan secara damai. Dalam sejarah, China hidup harmonis dengan negara-negara Asia Tenggara dan tetangga lainnya, mewariskan kisah-kisah menyentuh tentang bertetangga yang baik dan persahabatan yang langgeng,” ujar Wang Yi dalam pidato kebijakan regional China di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin (11/8/2022).

Pada 1950-an, China dan ASEAN bersama-sama mengadvokasi Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai, di mana semua negara menikmati hak atas perdamaian terlepas dari ukuran dan kekuatan mereka.

“Selama setengah abad terakhir, kawasan ini telah mengembangkan cara ASEAN, yaitu cara Asia, yang ditopang oleh prinsip-prinsip utama seperti saling menghormati, membangun konsensus, dan mengakomodasi tingkat kenyamanan semua pihak,” kata Wang Yi.

Hal itu telah membentuk arsitektur keamanan yang beragam dan berlapis-lapis, dan memupuk pemikiran proaktif untuk mengejar keamanan bersama, kooperatif, dan komprehensif.

Semua ini telah meletakkan dasar yang kokoh bagi perdamaian abadi di Asia, kata dia.

Saat ini, lanjut Wang Yi, krisis keamanan internasional sering membunyikan peringatan bagi umat manusia.

Ini adalah pengingat yang gamblang bahwa perdamaian tidak boleh dianggap remeh dan harus dijaga dan dihargai dengan hati-hati, kata dia.

“Kita tidak boleh membiarkan upaya apa pun untuk memperluas konflik geopolitik atau konfrontasi blok ke Asia, kita juga tidak ingin melihat sanksi, blokade, atau krisis kemanusiaan di bagian dunia ini. Belum lama ini, Presiden Xi Jinping mengajukan Inisiatif Keamanan Global (GSI), menawarkan solusi China terhadap defisit perdamaian global dan dilema keamanan global. Kita perlu dengan tegas memperjuangkan visi keamanan bersama, komprehensif, kooperatif dan berkelanjutan,” kata dia.

Tahun ini, lanjut dia, menandai hari jadi ke-55 ASEAN.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: