Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Modernisasi Teknologi, Soluix dan Thought Machine Ajak Perbankan Kembangkan Core Banking

Modernisasi Teknologi, Soluix dan Thought Machine Ajak Perbankan Kembangkan Core Banking Kredit Foto: Unsplas/Timothy Muza
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di era digitalisasi ini, industri perbankan menjadi salah satu dari sedikit sektor industri yang berhasil berbenah dan bertransformasi menyesuaikan diri. Sebelum pandemi Covid-19 yang mendorong digitalisasi, transformasi perbankan sendiri sejatinya sudah berjalan jauh sebelumnya. Mulai dari perubahan mengandalkan layanan fisik ke layanan online publik via Anjungan Tunai Mandiri (ATM), kemudian ke layanan online personal melalui mobile banking, hingga menjawab tantangan digitalisasi dengan munculnya layanan digital banking.

Kendati begitu, industri perbankan tak boleh berpuas diri. Pasalnya, era digitalisasi telah mengubah perilaku nasabah di sektor jasa keuangan menjadi semakin digital dan efisien. Oleh sebab itu, perbankan dan sektor keuangan lainnya pun juga dituntut untuk beradaptasi dengan teknologi terkini demi memenuhi kebutuhan nasabah dan memberikan pelayanan terbaiknya. Lalu bagaimana memenangkan persaingan di era digital saat ini?

Managing Director APAC Thought Machine, Nick Wilde mengatakan, setiap perbankan, baik inkamben maupun baru, perlu memodernisasi teknologinya menjadi lebih digital agar terus eksis dalam persaingan layanan keuangan. Melalui digitalisasi, kata dia, selain kebutuhan nasabah terpenuhi, biaya operasional bagi setiap bank bisa semakin ditekan dan efisien. Baca Juga: Bank Indonesia: Digitalisasi Pegang Peran Penting dalam Pemulihan Ekonomi

“Bank-bank saat ini saya pikir tengah mengalami persaingan ketat dengan berevolusinya platform ekonomi (GoTo, Bukalapak, Apple, dll). Kita juga bisa melihat bahwa ketika modernisasi sudah dilakukan biaya operasional (sistem digital) akan jauh lebih rendah daripada legacy,” jelas Nick dalam webinar bertajuk ‘The DNA of Next-Generation Digital Banking: Disruption and Innovation in Core Banking to Build The Customer-Centric Bank of The Future' di Jakarta, Kamis (14/7/2022).

Perkembangan digitalisasi yang semakin pesat, tentu semakin membuka berbagai peluang dan inovasi bagi Industri jasa keuangan. Dalam hal ini, Chief Sales and Marketing Officer Soluix Finteknologi Indonesia, Eryco Putra mengungkapkan terdapat peluang bagi perbankan untuk membuka diri dan menawarkan berbagai inovasi layanan keuangan, atau banking as a service.

Banking as a Service sendiri adalah sebuah istilah bagi bank digital dan pihak ketiga lainnya untuk bisa terhubung dengan sistem perbankan secara langsung melalui Application Programming Interface (API). Dengan demikian, bank maupun pihak ketiga bisa membangun penawaran layanan di atas infrastruktur yang telah diatur oleh penyedia layanan.

Opportunity ke depan akan semakin banyak. Misalnya saja Social Commerce (Social Media E-commerce) yang membawa peluang tidak hanya pada ekosistem, tetapi juga pada bank. Bagaimana bank bisa menawarkan solusi (layanan keuangan) yang mudah kepada influencer, pembuat konten, dan SME,” ucap Eryco.

Untuk melakukan hal ini, dirinya menyarankan agar perbankan tidak terpaku pada sistem bisnis turunan (legacy) yang belum tentu bisa memenuhi kebutuhan ini. Modernisasi pada teknologi, SDM dan proses bisnis perbankan diperlukan untuk menjalankan banking as a service. Meski demikian, kata dia, biaya untuk melakukan investasi pada modernisasi tersebut tidaklah murah.

Namun, Eryco mengungkapkan transformasi digital dalam sebuah perbankan adalah sebuah proses bertahap sehingga bisa dilakukan secara berkala dan sedikit demi sedikit tiap tahunnya. Maka dari itu, perbankan perlu melakukan perencanaan pada pengembangan teknologinya. Baca Juga: Tumbuh 20,82%, Transaksi Digital Banking Tembus Rp3.766 Triliun

Dirinya pun menyarankan agar setiap bank dapat membentuk tim pengembangan digital untuk melakukan survei terkait kebutuhan konsumen dan apa saja yang masih perlu ditingkatkan dari sistem saat ini. Dengan demikian, pengembangan secara bertahap dapat terus dilakukan dan tidak membebani keuangan perusahaan secara berkepanjangan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: