Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank Indonesia: Digitalisasi Pegang Peran Penting dalam Pemulihan Ekonomi

Bank Indonesia: Digitalisasi Pegang Peran Penting dalam Pemulihan Ekonomi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Nusa Dua, Bali -

Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa digitalisasi memegang peranan penting dalam memulihkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil. Pandemi telah menghadirkan momentum untuk mengadopsi dan mempercepat digitalisasi dan memanfaatkannya dalam transaksi dan aktivitas ekonomi Indonesia.

Deputi Gubernur BI, Aida S Budiman mengatakan bahwa semenjak pandemi Covid-19 terdapat peningkatan yang secara signifikan pada transaksi digital, mulai dari digital banking, transaksi e-commerce, hingga e-money.

"Pembayaran digital saat ini berada dalam tren yang terus meningkat," ujar Aida dalam rangkaian acara FEKDI hari ketiga, Rabu (13/7/2022). 

Baca Juga: Hadapi Tantangan Ekonomi Dunia, Ini Bauran Kebijakan Bank Indonesia Amankan Stabilitas Makro

Digitalisasi sistem pembayaran Indonesia yang didukung inisiatif Blue Print Sistem Pembayaran (BSPI 2025) menjadi game changer untuk upaya pulih bersama dan membangun ekonomi berkelanjutan sehingga manfaatnya dirasakan bagi setiap lapisan masyarakat. Lebih lanjut, sinergi yang disertai dengan inisiatif Fintech maupun pelaku keuangan digital lokal diperlukan untuk mendorong ekonomi berkelanjutan di Indonesia.

"Digitalisasi ini semua orang dari berbagai kalangan bisa terlayani. Pada tahun 2025, Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) memiliki visi untuk terus menggenjot sistem pembayaran di Indonesia," ujarnya.

Tiga inisiatif pembayaran digital BI bersama industri nasional sebagai tindak lanjut BSPI 2025 antara lain QRIS, BI-FAST, dan SNAP telah menjadi langkah penting bagi perluasan akses pembayaran untuk seluruh masyarakat.

Sebagai informasi, per Mei 2022, pengguna QRIS tercatat sebanyak 20,6 juta pengguna. Kemudian, BI Fast Payment terdiri dari 52 member. Untuk ke depannya, BI Fast ditargetkan dapat berekspansi untuk pembayaran lintas negara.

Baca Juga: Bank Indonesia: CBDC Mainkan Peran Penting Bagi Sistem Keuangan Masa Depan

"Digitalisasi ini diharapkan bisa meningkatkan inklusi keuangan dan aktivitas ekonomi yang stabil. Hal ini bisa dilihat dari nilai transaksi BI Fast terus alami peningkatan dari bulan ke bulan," imbuh Aida.

Lebih lanjut, BI menghadirkan tiga komitmen untuk mengakselerasi ekonomi digital dan ekosistem keuangan terintegrasi. Pertama, reformasi regulasi untuk mempercepat konsolidasi atas industri pembayaran yang sehat, kompetitif dan inovatif. Kedua, mengembangkan infrastruktur pembayaran yang sarat akan interopabilitas, interkoneksi, dan intergrasi. Ketiga, mengembangkan praktik pasar yang aman, efisien, dan seimbang.

Deputi Gubernur Aida menekankan dua hal pokok mengenai digitalisasi yang inklusif dan berkelanjutan. Pertama, digitalisasi telah memungkinkan kita untuk memiliki kegiatan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Manfaatnya bersifat luas bagi semua orang, bagi masyarakat umum dan mampu mengurangi ketimpangan. Kedua, sinergi dan kolaborasi antara otoritas dan industri menjadi kunci dalam memetik manfaat dari ekosistem ekonomi dan keuangan digital.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: