Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perekonomian Indonesia Terus Membaik, Kinerja Airlangga Hartarto Diapresiasi

Perekonomian Indonesia Terus Membaik, Kinerja Airlangga Hartarto Diapresiasi Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim potensi resesi di Indonesia relatif kecil jika dibandingkan dengan negara lain. Hal tersebut lantaran stabilnya pertumbuhan ekonomi dan terjaganya inflasi di dalam negeri.

"Situasi domestik kita relatif baik. Beberapa negara sudah masuk resesi, namun potensi resesi di Indonesia relatif sangat kecil jika dibandingkan negara lain, yaitu sekitar 3 persen," kata Airlangga Hartarto.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkapkan kondisi ekonomi Indonesia memang cukup baik untuk saat ini. Bhima mendasarkan penilaiannya pada berberapa indikator, salah satunya cadangan devisa.

Menurutnya, kondisi ekononomi Indonesia lebih baik dari krisis 2008 dan taper tantrum 2013 yang merujuk pada lonjakan imbal hasil surat berharga AS pada 2013 karena kebijakan Bank Sentral AS mengenai pelonggaran kuantitatif. Kondisi itu sempat membuat ekonomi di ambang resesi dan membuat nilai tukar rupiah terpuruk cukup dalam. 

"Beberapa indikator ketahanan ekonomi Indonesia memang jauh lebih baik dari krisis 2008 dan taper tantrum 2013, misalnya cadangan devisa cukup gemuk yakni 136,4 miliar dolar," kata Bhima Yudhistira, Senin (18/7/2022).

Selain itu, potensi resesi Indonesia juga kecil jika ditinjau dari indikator windfall komoditas. Ketika windfall komoditas tinggi, harga-harga komoditas juga tinggi. Windfall terkait erat dengan inflasi yang menjadi salah satu penyebab utama resesi.

"Kemudian ada windfall harga komoditas yang bantu jaga rupiah tidak terkoreksi sedalam negara peers," ujarnya.

Meski demikian, Bhima menekankan agar tetap waspada, meski indikator ketahanan ekonomi Indonesia menunjukkan positif. Pemerintah diminta mengurangi ketergantungan terhadap harga komoditas tertentu.

"Tapi indikator ketahanan tadi bisa dalam waktu cepat berubah, contohnya ketergantungan terhadap harga komoditas tentu cukup berisiko," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: