Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Padahal Ekonomi Berantakan, Uni Eropa Masih Jor-joran Menghabisi Rusia karena...

Padahal Ekonomi Berantakan, Uni Eropa Masih Jor-joran Menghabisi Rusia karena... Wakil presiden Komisi Eropa Josep Borrell berbicara selama konferensi pers tentang strategi keamanan siber UE, di Brussels, Belgia 16 Desember 2020. | Kredit Foto: Reuters/Kenzo Tribouillard
Warta Ekonomi, Brussels -

Ekonomi Uni Eropa mengalami inflasi serius selama lima bulan sejak invasi Rusia terhadap Ukraina. Namun, para menteri luar negeri UE tetap mendukung militer dan keuangan untuk Kiev.

Para menlu EU kemungkinan akan menyetujui tambahan dana sebesar 500 juta euro (sekitar Rp7,6 triliun) untuk memasok senjata ke Ukraina.

Baca Juga: HIMARS Perkasa Sampai Bikin Pasukan Rusia Lari Kocar-Kacir, Dubes Amerika Kontras: Saya Pikir Ada Dampak...

Dengan demikian, total dukungan keamanan yang diberikan kelompok negara Eropa itu bagi Kiev menjadi dua miliar euro (sekitar Rp 30,4 triliun) sejak pasukan Rusia menyerbu Ukraina pada 24 Februari 2022.

"Kita harus mendukung Ukraina," kata Wakil Menlu Swedia Robert Rydberg saat dia tiba untuk pertemuan para menlu EU.

"Swedia akan meningkatkan pentingnya menyetujui paket baru dukungan militer untuk Ukraina. Kami juga akan meningkatkan pentingnya terus memperkuat tindakan pembatasan terhadap Rusia," ujar dia.

Menlu Ukraina Dmytro Kuleba akan berbicara kepada 27 menteri EU melalui konferensi video dalam pertemuan tersebut.

Para diplomat EU memperkirakan Kuleba akan memohon lebih banyak sanksi dijatuhkan terhadap Rusia.

"Kami tidak akan berhenti mendukung Ukraina (atau) menjatuhkan sanksi pada Rusia," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri EU Josep Borrell, yang memimpin pertemuan itu.

Namun setelah enam putaran sanksi EU terhadap Rusia, kenaikan harga pangan dan energi di Eropa dan perang yang tidak dapat dimenangkan dengan mudah oleh Ukraina maupun Rusia, Borrell mengatakan semakin sulit untuk mempertahankan unsur mendesak dari isu ini.

"Kita harus memiliki kesabaran strategis," kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: