Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Setahun Kelola Blok Rotan, Pertamina Hulu Rokan Berhasil Bor 350 Sumur

Setahun Kelola Blok Rotan, Pertamina Hulu Rokan Berhasil Bor 350 Sumur Kredit Foto: Pertamina Hulu Rokan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setahun alih kelola Wilayah Kerja (WK) Rokan, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) membuktikan kemampuannya mempertahankan tingkat produksi melalui kegiatan operasi yang masif dan agresif.

Direktur Utama PHR Jaffee A Suardin menyebut, perseroan berhasil mempertahankan tingkat produksi yang kini mencapai rata-rata 161 MBOPD, sebuah hasil yang baik dibandingkan 142 MBOPD jika perusahaan tidak melakukan pengeboran yang masif dan agresif.

Jafee mengatakan keberhasilan ini merupakan kolaborasi berbagai pihak, baik internal perusahaan, mitra kerja, maupun pihak pemerintah dan seluruh elemen masyarakat.

Baca Juga: Dorong Transisi Energi, Pertamina Siapkan Strategi Pamungkas

Sejak 9 Agustus 2021, PHR yang merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina ini telah berhasil melaksanakan pengeboran sumur baru sejumlah 350 sumur, atau rata-rata lebih dari satu sumur per hari. Pengeboran ini adalah bagian dari upaya mendukung ketahanan energi nasional dan target-target yang telah ditetapkan.

"Kontribusi dari sumur-sumur pengembangan mampu mempertahankan tingkat produksi dan menunjukkan operasi yang optimal, sehingga WK Rokan tetap menduduki posisi sebagai salah satu produsen minyak terbesar di Indonesia, dengan kontribusi 24% produksi minyak nasional," ujar jafee dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (20/7/2022).

Jafee mengatakan, hingga saat ini, PHR telah mengoperasikan 19 rig pengeboran dan 33 rig WOWS. WK Rokan menyumbangkan sepertiga total produksi minyak Pertamina atau hampir seperempat produksi nasional. Seluruh hasil lifting WK Rokan dimanfaatkan untuk konsumsi kilang domestik Pertamina.

Dibutuhkan proses yang komprehensif untuk melakukan pengeboran setiap sumur, mulai dari tahap perencanaan, perizinan, pengadaan barang-jasa pendukung, persiapan lokasi, hingga pelaksanaan pengeboran sumur minyak membutuhkan waktu setidaknya enam bulan. 

"Rangkaian tahapan pekerjaan yang sedemikian rupa memerlukan kolaborasi yang kuat dan keahlian SDM dari lintas fungsi PHR. Ini adalah hasil kerja sama ratusan hingga ribuan pegawai dan mitra kerja PHR yang saling bahu membahu untuk mencapai kinerja yang selamat, andal, dan lancar," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: