Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Awas, Strategi Menhan Israel buat Setop Senjata Nuklir Iran Patut Diperhitungkan

Awas, Strategi Menhan Israel buat Setop Senjata Nuklir Iran Patut Diperhitungkan Kredit Foto: Instagram/Benny Gantz
Warta Ekonomi, Washington -

Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan negaranya memiliki kemampuan militer untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir, jika itu menjadi upaya terakhir.

“Haruskah kita bisa melakukan operasi militer untuk mencegahnya, jika diperlukan? Jawabannya ya. Apakah kita membangun kemampuan? Ya. Haruskah kita menggunakannya sebagai (resor) terakhir? Ya. Dan saya berharap kita akan mendapatkan dukungan Amerika Serikat," kata Gantz, dilansir Reuters.

Baca Juga: Kepala Mata-Mata Inggris: Bukan Kesepakatan Nuklir yang Dimau Iran, tetapi...

Israel, mengutip Ganzt, melihat kemampuan senjata nuklir Iran di masa depan sebagai ancaman eksistensial.

Sementara itu Wakil Menteri Urusan Politik Bahrain Sheikh Abdulla bin Ahmed bin Abdulla Al Khalifa menolak untuk secara langsung menjawab pertanyaan tentang apakah negaranya mungkin berpartisipasi dalam aksi militer pre-emptive terhadap program nuklir Iran.

Tetapi ketika ditanya apakah akan adil untuk menafsirkan jawabannya sebagai "mungkin yang ambigu," dia menyindir, "cukup adil."

Bahrain adalah rumah bagi markas Armada Kelima Angkatan Laut AS, yang mengawasi operasi angkatan laut Amerika di Timur Tengah.

Pakta itu tampaknya hampir bangkit kembali pada bulan Maret tetapi pembicaraan menjadi kacau sebagian mengenai apakah Amerika Serikat akan menghapus Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), yang mengendalikan pasukan elit bersenjata dan intelijen yang dituduh Washington melakukan kampanye teroris global, dari Teroris Asingnya. daftar organisasi.

Pemerintahan Biden telah menjelaskan bahwa pihaknya tidak memiliki rencana untuk menghapus IRGC dari daftar, sebuah langkah yang akan memiliki efek praktis yang terbatas tetapi akan membuat marah banyak anggota parlemen AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: