Rusia Pertahankan Hak Veto Bantuan ke Suriah Selama Setahun
Rusia mempertahankan hak vetonya atas resolusi PBB yang akan memperpanjang pengiriman bantuan kemanusiaan ke 4,1 juta warga Suriah di barat laut yang dikuasai pemberontak dari Turki selama setahun.
Moskow bersikeras bahwa permintaannya hanya untuk perpanjangan enam bulan sangat penting dan menuduh negara-negara Barat menggunakan taktik "licik" dan mencoba "mengatur dunia."
Baca Juga: Jackie Chan Garap Film Aksi China dengan Latar Belakang di Suriah
Wakil duta besar Rusia Dmitry Polyansky harus mempertahankan veto Moskow pada 8 Juli atas resolusi di hadapan Majelis Umum untuk kedua kalinya sejak badan dunia yang beranggotakan 193 orang itu mengadopsi resolusi pada 26 April yang mewajibkan setiap anggota Dewan Keamanan yang memberikan hak veto untuk menjelaskannya. penalaran selama debat majelis tentang masalah ini.
Dilansir Associated Press, Polyansky bersikeras bahwa resolusi harus dibatasi hingga enam bulan, dengan resolusi baru diperlukan untuk enam bulan lagi, untuk menilai kemajuan atas tuntutan Rusia.
Dia mengatakan ini termasuk meningkatkan pengiriman bantuan melintasi garis konflik di Suriah, lebih banyak program pemulihan awal di negara itu, transparansi yang lebih besar dalam operasi bantuan, dan menghentikan "teroris internasional" untuk menerima pengiriman bantuan.
Dia menuduh para pendukung Barat melakukan perpanjangan selama setahun karena gagal membuat kemajuan dalam pengiriman bantuan lintas jalur dan proyek-proyek pemulihan awal. Tuntutan ini termasuk dalam resolusi tahun lalu yang memperpanjang pengiriman bantuan dari Turki selama satu tahun.
Wakil duta besar AS Richard Mills membalas, menuduh Rusia menyalahgunakan hak vetonya untuk ke-17 kalinya pada resolusi Suriah, kali ini pada langkah yang bertujuan untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan bagi jutaan orang yang menderita akibat perang 11 tahun.
Untuk mencegah penghentian pengiriman bantuan melalui titik penyeberangan Bab al-Hawa di Turki, Dewan Keamanan menyetujui perpanjangan enam bulan pada 11 Juli tetapi Mills menekankan konsekuensinya: Resolusi kedua akan diperlukan pada Januari ketika kebutuhan kemanusiaan, yang sekarang lebih besar dari sebelumnya, “akan menjadi yang terbesar.”
“Waktu itu berisiko membuat warga Suriah tanpa selimut, tanpa bahan bakar pemanas, membuat mereka kehilangan pasokan bahan makanan pokok selama bulan-bulan terdingin jika resolusi yang mengkonfirmasi perpanjangan bulan keenam kedua tidak diadopsi,” dia memperingatkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto