Rahmad mencontohkan saat ada kasus perusakan mangrove yang pernah dilakukan perusahaan saat awal membuka pabrik nikel. Mereka sudah dikenakan sanksi administrasi berupa pergantian dan penanaman mangrove.
"Artinya kami peduli bahwa pemerintah daerah dan pusat mendukung para investor, tapi jangan sampai merusak lingkungannya. Paling tidak ada solusinya seperti yang dilakukan PT Smelter diminta menanam kembali. Saya pikir ini adil tidak mematikan investor juga tidak merusak lingkungan," katanya.
Baca Juga: Jakmania Disebut Penyebab Robohnya Pagar Pembatas Tribun JIS, Anies Baswedan Titip Pesan, Simak!
Wali kota yang memiliki background pengusaha ini, mengajak kepada perusahaan yang di Balikpapan khususnya yang berdampingan dengan Mangrove agar lebih peduli menjaga lingkungan. Perusahaan diminta betul-betul merawat mangrove yang ada di sekitar perusahaan.
"Saya tahu sekali ini daerah main saya. Setahu saya dulu semua mangrove. Ini dulu bekas saumil tapi saya masuk dan saya juga sering memutari alur muara ini sampai IKN sampai Semoi itu saya lihat termasuk kawasan Industri Kariangau. saya betul-betul minta komitmen perusahaan menjaga mangrove kita. kita perlu investor kita perlu industri untuk tumbuh ekonomi Balikpapan tapi jangan mengalahkan lingkungan, taat lingkungan khusus daerah pesisir teluk Balikpapan ini," tutur Rahmad sambil menyebutkan Balikpapan belum lama ini meraih penghargaan di bidang lingkungan hidup Nirwasita Tantra dari Kementerian LHK.
Rahmad Mas’ud mengatakan, bahwa upaya yang telah dilakukan bersama antara seluruh pemangku kepentingan, serta koordinasi dan masukan dari berbagai pihak, akan menjaga bahkan menambah vegetasi mangrove yang ada di teluk Balikpapan.
“Kegiatan ini sangat positif dan bisa memberikan manfaat nyata untuk habitat dan ekosistem yang ada di aliran Sungai Wain, khususnya di Kariangau, dan secara tidak langsung pada perbaikan lingkungan perairan di wilayah kota Balikpapan. Semoga kedepannya kerjasama ini terus dapat ditingkatkan dan tercipta program-program serupa sehingga memberikan manfaat luas bagi masyarakat,” harapnya.
Pada kesempatan sama, Direktur PT Sanggar Sarana Baja Johan Budisusetija menambahkan bahwa program CSR Saya Sayang Bumi merupakan sebuah inisiasi program SSB untuk merespon risiko lingkungan seperti potensi terjadinya erosi dan abrasi.
Baca Juga: Menparekraf: Pelaku Parekraf Balikpapan Harus Maksimalkan Peluang dari Pengembangan IKN
“Program CSR ini merupakan langkah nyata kolaborasi antara SSB dan entitas bisnis ABM Group lainnya, bersama komunitas lokal (Kelompok Usaha Bersama) milik nelayan dalam melestarikan lingkungan demi suksesnya Program Kampung Iklim (Proklim) di area Balikpapan khususnya Kelurahan Kariangau,” kata Johan saat peresmian perawatan Mangrove.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Aliev
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: