Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investasi Pasif atau Aktif, Mana Ya yang Lebih Cocok Untuk Investor Retail?

Investasi Pasif atau Aktif, Mana Ya yang Lebih Cocok Untuk Investor Retail? Kredit Foto: MNC Sekuritas

Di Asiantrust Asset Management, terdapat sejumlah strategi pengelolaan portofolio nasabah untuk mendapatkan return yang optimal. 

"Untuk proses awal, kami akan mendasari strategi investasi dari kondisi makro ekonomi seperti suku bunga, pertumbuhan ekonomi, inflasi, neraca perdagangan, kebijakan bank sentral dan indikator-indikator lainnya. Setelah kami mendapatkan gambaran mengenai kondisi makro, tim kami akan melakukan alokasi aset antara saham, obligasi dan deposito," tuturnya.

"Selanjutnya, kami akan melakukan evaluasi atas saham dan sektor yang kami nilai memiliki potensi, demikian juga terkait durasi obligasi yang kita pilih akan disesuaikan dengan pandangan kita terhadap pasar surat utang pada saat itu," lanjutnya.

Terkait alokasi saham, dalam menentukan pilihan yang tepat, Asiantrust ungkapnya akan menimbang target harga dan asumsi yang dipergunakan untuk menentukan target harga tersebut. 

Baca Juga: Soal Investasi Telkomsel di GOTO, Tuduhan Rp600 Miliar Menguap Menyesatkan

"Alokasi atas saham tergantung kepada asumsi kami, keyakinan kami atas kenaikkan harga, dan margin of safety (atau margin of error) kami dengan asumsi-asumsi yang dipergunakan dari target price kami. Apabila terdapat terlalu banyak risiko terkait dengan target price kami walaupun kami suka dengan emiten tersebut, kemungkinan besar kami akan memberikan alokasi yang lebih kecil. Kalau kami merasa saham itu cenderung undervalued dan akan mencapai target price, kita akan memberikan alokasi yang lebih besar," bebernya. 

Menurutnya, kondisi makro sekarang ini mengalami inflasi dan ekonomi dunia dalam tren kenaikan suku bunga, pihgaknya melakukan penempatan lebih (overweight) pada sektor perbankan seperti BCA, Mandiri, BNI dan BRI. Walaupun Bank Indonesia masih mempertahan suku bunga acuan di level 3,50%, pertumbuhan volume kredit dan kondisi sektor perbankan pihaknya nilai masih cukup kuat, hingga sektor perbankan masih akan memiliki potensi kedepannya.

"Jika akhirnya BI menaikkan suku bunga, sektor perbankan (khususnya big 4 banks) juga akan diuntungkan dari  kenaikan suku bunga tersebut karena kenaikkan suku bunga akan menaikkan net interest margin. Demikian juga sektor komoditas seperti batu bara dan agrikultur yang kami rasa masih positif. Secara umum, kami selalu tertarik pada perusahaan-perusahaan dengan fundamental baik di harga yang relatif murah," jelasnya.

Setelah proses pengalokasian saham rampung, proses selanjutnya terang Julian adalah menghitung risiko dan return ratio portofolio. 

"Jadi, kalau potensi return tinggi tapi resikonya juga sangat tinggi, kami mesti melakukan pendekatan optimalisasi yang berbeda pula. 

Baca Juga: Invest Like a Pro, Simak 5 Keunggulan Stockbit Bagi Para Investor Saham

Ia melanjutkan terdapat tiga strategi pengelolaan produk Reksa Dana yang ada di Asiantrust. Ketiga strategi tersebut tercermin dalam produk Asiantrust Balanced Fund, Asiantrust Amanah Syariah, dan Asiantrust Enhanced Equity Fund.

“Asiantrust Balanced Fund memiliki komposisi 65% Obligasi dan Deposito ditambah dengan 35% Saham. Saat ini, untuk saham, kami cukup berat pada sektor perbankan, komoditas,  basic materials dan agri. Untuk Obligasi dan Deposito kita memilih durasi jangka pendek. Tujuan Reksa Dana ini adalah untuk mencapai imbal hasil yang lebih tinggi dari Obligasi (Yield Enhancement),” bebernya.

“Kedua adalah Asiantrust Enhanced Equity Fund yang terdiri dari 80-100% Saham, dan 0-20% Deposito. Strategi aktif pada Reksa Dana ini adalah dengan cara melihat top undervalued stocks dengan kapitalisasi menengah dengan tambahan alokasi yang cukup besar pada sektor perbankan. Kami melihat bahwa dalam jangka panjang komposisi ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari indeks acuannya,” lanjutnya. 

“Sementara untuk Asiantrust Amanah Syariah Fund terdiri dari 50% Obligasi dan Deposito serta 50% pada Saham. Alokasi ini sebenarnya mirip dengan Asiantrust Balanced Fund tapi tujuannya adalah untuk mencapai imbal hasil seperti saham dengan risiko yang lebih terukur dan lebih stabil,” tutupnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: