Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apresiasi Jokowi, Gobel Yakin Investasi Jepang Bisa Perkuat SDM Indonesia

Apresiasi Jokowi, Gobel Yakin Investasi Jepang Bisa Perkuat SDM Indonesia Kredit Foto: Warta Ekonomi

Untuk mengoperasikan industri dan pabrik yang dibangunnya di Indonesia, kata Gobel, Jepang memanfaatkan sumberdaya manusia Indonesia.

“Untuk bisa mengoperasikan itu tentu membutuhkan pelatihan-pelatihan terlebih dahulu. Ini poin yang sangat penting,” kata Gobel, yang juga ketua Asosiasi Persahabatan Indonesia-Jepang tersebut.

Baca Juga: Beban Biaya Hidup Meningkat, Gobel Dorong Insentif Bagi UMKM Agar Lebih Diperbesar dan Dipercepat

Di dalam industri Jepang, kata Gobel, dikenal konsep monozukuri dan hitozukuri, yaitu mencipta barang dan membangun sumber daya manusia.

“Konsepnya adalah sebelum membuat barang yang berkualitas maka dimulai dengan membangun sumber daya manusia yang berkualitas terlebih dahulu. Jadi tak asal bikin barang. Karena itu, dalam setiap melakukan investasi selalu diiringi dengan mendirikan training center. Justru di sini kekuatannya dan ini sangat menguntungkan bagi negara yang menerima investasi dari Jepang,” katanya.

Karena itu, Gobel mengingatkan tentang pentingnya melihat perbedaan antara membuat pabrik dan membangun industri. “Membuat pabrik itu orientasinya pada barang, sedangkan membangun industri orientasinya pada terciptanya sebuah ekosistem. Karena itu membangun industri itu bersifat berkelanjutan, berporos pada kualitas sumber daya manusia, dan ramah lingkungan. Ada keseimbangan antara produk, sumber daya manusia, dan lingkungan hidup. Ada efisiensi, sekaligus juga ada produktivitas,” katanya.

Gobel juga mengapresiasi Presiden Jokowi yang mengajak Jepang untuk ikut berinvestasi di sektor yang berkontribusi bagi capaian net-zero emission (NZE). Saat ini, katanya, untuk mewujudkan Paris Agreement untuk menurunkan suhu bumi maka tiap negara memiliki mandat yang tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NDC). Jika dengan usaha sendiri, Indonesia akan menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29%, namun jika dibantu dunia internasional bisa menurunkan emisi GRK sebesar 41%. Sehingga pada 2030 bisa terjadi NZE.

“Ada sejumlah sektor yang bertanggung jawab yaitu kehutanan, energi, pertanian, industri, dan pengelolaan limbah. Ada banyak skema untuk berinvestasi di sektor-sektor itu sehingga terjadi penyerapan karbon maupun bisa mengurangi pelepasan karbon. Indonesia dan Jepang memiliki komitmen yang sama dalam penyelamatan planet ini,” katanya.

Baca Juga: Di Tengah Tantangan Resesi Global, Perjuangan Jokowi Genjot Investasi Patut Diapresiasi

“Investasi Jepang selalu memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Karena itu ajakan Presiden Jokowi kepada Jepang untuk investasi yang bersifat dekarbonisasi dan carbon sink sangat tepat,” kata Gobel.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: