Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rachmat Gobel: Atase Perdagangan dan ITPC Ujung Tombak Peningkatan Ekspor

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menegaskan pejabat perwakilan perdagangan di luar negeri akan menjadi ujung tombak peningkatan ekspor nasional. Kemendag RI menargetkan terjadi peningkatan ekspor hingga 300% selama lima tahun hingga 2019.

"Para pejabat perwakilan perdagangan di luar negeri seperti Atase Perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Centre (ITPC) harus berperan aktif dan inovatif untuk meningkatkan ekspor di negara akreditasinya masing-masing. Mereka harus mampu mengkoordinasikan peningkatan ekspor bersama para pemangku kepentingan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri," tegas Mendag Rachmat Gobel dalam pra-Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, di Gedung Kemendag, Senin (26/1/2015) kemarin.

Sejumlah pejabat perwakilan perdagangan di luar negeri seperti Atase Perdagangan yang tersebar di 24 negara, ITPC di 19 kota di dunia, Konsul Perdagangan di Hong Kong, maupun Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taiwan, serta dinas-dinas perdagangan provinsi dan kabupaten/kota hadir dalam forum ini. Mereka diberi kewajiban menciptakan strategi peningkatan akses pasar di luar negeri untuk mencapai target ekspor. Hal ini tentu perlu didukung oleh sisi produksi di dalam negeri.

Saat ini, menurut Mendag, struktur ekspor Indonesia masih didominasi oleh produk primer yaitu mencapai 63% sedangkan produk manufaktur hanya 37%. "Jadi, kita harus mampu mengubah struktur ekspor tersebut menjadi produk manufaktur 65% dan produk primer 35%," tandas Mendag.

Total ada 60 produk yang sedang disiapkan untuk mendukung perubahan struktur ekspor yaitu produk jasa, produk kreatif, produk kulit, elektronik, dan lain-lain. Selain itu, Kemendag juga tetap mengembangkan produk ekspor dengan branding nasional (misalnya SIR 20, rendang, sate, soto, pecel, pempek, batik, dodol garut, musik dangdut, angklung) atau indikasi geografi (java coffee, salak pondoh, manggis, domba garut, pinneaple wine, ginger wine, tuak).

Mendag meminta semua lini bekerja sama, bersinergi saling mendukung. "Ini harus didukung oleh semua pemangku kepentingan baik instansi pembina produk maupun para pelaku usaha," jelasnya. Forum ini juga digunakan untuk mengidentifikasi produk-produk apa yang laku dijual di pasar ekspor da daerah mana produsennya sehingga sisi permintaan dan sisi suplai dapat terkoneksi dengan baik. Selain itu, dilakukan sinkronisasi program antara pemerintah pusat, perwakilan perdagangan di luar negeri, dan dengan dinas-dinas yang membidangi perdagangan di daerah di seluruh Indonesia.

"Sinkronisasi antara potensi pasar ekspor di luar negeri dengan sisi suplai dari setiap daerah di seluruh Indonesia tentunya harus bekerja sama dengan para pelaku usaha. Setiap peluang pasar yang ada harus bisa dimanfaatkan oleh Indonesia dengan maksimal," tutur Mendag.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: