Pembukaan lahan gambut akan memicu terjadinya degradasi akibat dibangunnya jaringan kanal yang masif, lebar, dan dalam. Jaringan kanal tersebut telah menyebabkan turunnya muka air tanah, dan berkurangnya kemampuan menyimpan cadangan air tanah di kubah gambut.
Identifikasi penggunaan lahan dan tutupan lahan merupakan elemen penting untuk menganalisis dan mengevaluasi tingkat degradasi lahan gambut sehingga dapat mendukung restorasi yang dilakukan pemerintah dan berbagai pihak untuk mengembalikan fungsi ekosistem gambut.
Hal itu dikemukakan oleh dosen Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Bambang Kun Cahyono dalam ujian promosi doktor di Program studi Doktor Teknik Geomatika, Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
Bambang Menyusun disertasi berjudul Pemetaan Elevasi Permukaan Topografi dan Area Prioritas Restorasi Lahan Gambut Tropis Terdegradasi.
Kebutuhan peta yang teliti dan mencakup seluruh area Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) diperlukan dalam rangka mengidentifikasi posisi jaringan kanal yang ada serta arah aliran air yang terjadi. Kondisi tanah gambut yang sangat datar dan keberadaan pasang surut laut yang memengaruhi kelembaban tanah gambut menjadikan pentingnya bidang referensi vertikal fisik atau Mean Sea Level (MSL) yang teliti di area.
Lalu, estimasi kedalaman gambut bisa dilakukan berdasarkan kondisi fisik area yang dapat diamati, baik dari penutup lahan, sifat tanah, geologi dan litologi, karakteristik topografi, dan kedekatan spasial.
“Penatakelolaan lahan gambut terdegradasi agar lebih terarah dan efektif, perlu dilakukan penentuan area prioritas. Identifikasi kerusakan tersebut bisa dilihat berdasarkan kondisi neraca air, periode kering, kebakaran berulang, jaringan saluran, dan kelembaban tanah,” ujarnya.
Berdasarkan hasil penelitiannya, identifikasi penggunaan lahan dan tutupan lahan merupakan elemen penting untuk menganalisis dan mengevaluasi tingkat degradasi lahan gambut. Selain itu, faktor penting dalam analisis dan evaluasi kerusakan dan prioritas lahan gambut adalah curah hujan.
“Hujan merupakan satu-satunya sumber air bagi lahan gambut ombrogen, yang memiliki hubungan yang erat dengan neraca air, kebasahan tanah, frekuensi kebakaran, dan periode kering. Khusus untuk wilayah pesisir, pengaruh pasang surut ternyata mampu menjaga kebasahan dan kelembaban tanah gambut sehingga mengurangi risiko kekeringan,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: