Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Keceriaan Ganjar Pranowo Ketika Sambangi Siswa SLB di Purwokerto

Keceriaan Ganjar Pranowo Ketika Sambangi Siswa SLB di Purwokerto Kredit Foto: Instagram/Ganjar Pranowo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Keceriaan tampak di wajah Riska Nur Aini, siswa kelas XI SLB B Yakut Purwokerto. Saat teman-temannya grogi, dia justru maju dan langsung menyapa Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggunakan bahasa isyarat.

Ganjar berkunjung ke sekolah tersebut, waktu olahraga pagi di Purwokerto. Ternyata, sosok Ganjar sangat familiar di mata anak-anak difabel sehingga mereka sangat interaktif saat bertemu.

“Alhamdulillah beliau komunikatif sekali, dan anak-anak juga komunikatif sekali, karena Pak Ganjar terkenal juga di anak-anak sehingga anak-anak tahu itu siapa, Bapak Gubernur siapa namanya, Pak Ganjar. Meskipun mereka tidak mendengar tetapi mereka tahu bahwa Gubernur Jawa Tengah adalah Pak Ganjar,” ujar Kepala SLB B Yakut Purwokerto, Netti Lestari.

Pagi itu Ganjar sedang olahraga lari keliling kota Purwokerto. Saat melintas di Jalan Kol Sugiri, Purwokerto, Ganjar tiba-tiba berbelok masuk ke SLB B Yakut. Kedatangan mendadak itu sempat membuat heboh para guru di sekolah tersebut. Suasana semakin meriah ketika anak-anak sekolah melihat sosok Ganjar sudah berada di halaman sekolah.

Anak-anak yang semuanya merupakan kelompok tuli dan wicara itu langsung berlarian mendekati Ganjar. Mereka langsung meminta jabat tangan. Saat itulah, seorang guru langsung memandu sebagai perantara antara Ganjar ringan anak-anak.

Sebagian besar anak-anak tahu kalau sosok yang datang itu adalah Gubernur Jawa Tengah. Namun tidak banyak yang berani menyebutkan namanya. Sampai akhirnya seorang anak kelas XI, Riska Nuraini, sangat antusias menyebutkan nama Ganjar dengan bahasa isyarat.

Ganjar kemudian meminta Riska maju dan memberikan hadiah handphone, karena dengan berani menjawab pertanyaan dari kepala sekolah. Setelah itu, Ganjar juga dipertemukan lagi dengan Ila Rahma. Siswa kelas XI itu sebelumnya pernah bertemu dengan Ganjar pada Hari Anak Nasional Tingkat Provinsi yang digelar di Pendapa Banyumas bulan lalu.

“Kamu saya kasih handphone karena sudah berani menjawab. Terus kamu yang kemarin bertemu di Hari Anak ya, ternyata sekolahnya di sini. Nanti biar dikirim sepedanya, mau yang lipat apa yang besar? O yang besar,” ujar Ganjar kepada kedua anak itu, yang disambut dengan ucapan terima kasih dari Riska dan Ila menggunakan bahasa isyarat.

Nety Lestari mewakili pihak sekolah sangat senang sekali karena Ganjar Pranowo sangat perhatian dan mau mampir ke sekolah meskipun hanya sebentar. Kedatangan Ganjar dapat memberikan motivasi bagi 105 anak difabel tunarungu-wicara di SLB Yakut.

“Semoga nanti Pak Ganjar akan mengingat kami, dan akan mendirikan SLB Negeri di Kabupaten Banyumas, karena kami ada empat, semuanya swasta. Biar anak-anak Banyumas lebih ter-cover, bisa menikmati pendidikan yang layak untuk anak-anak berkebutuhan khusus,” katanya.

Ganjar Pranowo mengatakan terkait permintaan adanya SLB Negeri di Kabupaten Banyumas bisa saja direalisasikan. Namun sebelumnya harus dihitung dulu rasio, sistem, dan kebutuhannya. Apalagi sejauh ini sudah ada beberapa SLB swata di Kabupaten Banyumas.

“Sebenarnya kita bisa hitung saja, mau SLB, SMK/SMA, semuanya sebenarnya tinggal kita hitung rasionya, sistemnya agar ada perimbangan. Kalau memang diperlukan bukan tidak mungkin. Tadi saya tawari juga, nggak ada (yang negeri), ya sudah yang ini saya negerikan boleh tidak? Lalu dia mikir,” katanya.

Ganjar menjelaskan, pada dasarnya tidak menjadi masalah apakah itu SLB negeri atau swasta. Ia lebih menitikberatkan pada akses pendidikan yang harus diberikan kepada siapa pun, terutama yang berkebutuhan khusus. Sebenarnya ada banyak cara atau sistem yang bisa dipakai untuk membantu akses pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.

“Kalau tadi banyak kelompok tuli ya, tapi perjuangannya luar biasa karena beberapa di antaranya ada yang berprestasi bagus dan bertemu di hari anak beberapa waktu lalu. Jadi sangat memungkinkan (SLB Negeri) tinggal kita mengalkulasi atau menghitung kondisi itu, sehingga bisa masuk dalam program. Pelan-pelan di beberapa pengalaman bisa mengerikan, bisa membantu yang swasta, bisa kita kasih bantuan keuangan maupun peralatan, capacity building, training, yang penting satu saja, akses anak-anak ada. Bisa negeri bisa swasta,” jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: